March 20, 2017, 5:47 AM
Ratusan
umat Budha garis keras di negara bagian yang dikoyak konflik agama di
Myanmar hari Minggu (19/3) memprotes rencana pemerintah untuk memberi
kewarganegaraan bagi minoritas Muslim Rohingya yang tertindas.
Partai
Nasional Arakan yang dominan dan kelompok umat Budha, Rakhine memimpin
demonstrasi itu di Sittwe, ibukota negara bagian di mana Muslim Rohingya
tinggal sebelum aksi kekerasan tahun 2012 yang memaksa mereka melarikan
diri dari rumah mereka.
Rakhine
adalah salah satu negara bagian yang termiskin di Myanmar dan merupakan
tempat tinggal bagi sekitar satu juta warga Muslim Rohingya yang tidak
memiliki kewarganegaraan.
Banyak
umat Budha dan warga Rakhine dan di seluruh Myanmar mengangap Rohingya
sebagai migran gelap dari negara tetangga Bangladesh meskipun orang
Rohingya sudah tinggal di Myanmar selama beberapa generasi.
Ratusan
orang warga etnis Rohingya dibunuh dan puluhan ribu lainnya diusir dari
rumah mereka ke kamp yang kumuh setelah kekerasan pecah pada tahun
2012.
Demonstrasi
itu terjadi tiga hari setelah Komisi Penasehat Rakhine yang dipimpin
mantan Sekjen PBB Kofi Annan, meminta pemerintah Myanmar untuk
mempertimbangkan program yang gagal untuk memverifikasi Muslim Rohingya
mendapat kewarga negaraan dan mencabut larangan-larangan mengenai
pergerakan bebas.
Pemerintah
sipil baru yang dipimpin Penasehat Negara Aung San Suu Kyi, menyambut
baik usul yang dibuat oleh Komisi Penasehat Rakhine dan mengatakan
sebagian besar rekomendasi tersebut akan “segera diberlakukan”.
Pemerintah
Myanmar menarik apa yang diistilahkan sebagai kartu putih dari Muslim
Rohingya dua tahun lalu dan membatalkan kewarganegaraan mereka
berdasarkan UU tahun 1982. [my/al]
Media files
5E8874BC-2857-4D34-9560-A8811916A0BC_cx0_cy8_cw0_w800_h450.jpg (JPEG Image, 3.0 KB) |
0 komentar:
Posting Komentar