March 19, 2017, 10:46 PM
Presiden
Filipina mengatakan ia tidak akan dapat diintimidasi dengan usaha
pemakzulan dan ancaman gugatan hukum internasional atas penindakan
anti-narkobanya dan menambahkan bahwa ia lebih menghedaki penjahat mati
biarpun dalam jumlah "ribuan atau milyaran" kalau mereka mengancam
penegak hukum daripada melihat petugas tewas.
Presiden
Rodrigo Duterte mengatakan hari Minggu (19/3) ia hanya akan
menghentikan penindakan, yang telah menewaskan ribuan tersangka narkoba,
kalau pedagang narkoba menghentikan perdagangan mereka. Ia
memperingatkan lagi bahwa ia telah memerintahkan polisi menembak
penjahat yang mengancam nyawa penegak hukum.
Duterte
mengatakan: "Patuhi hukum, kita semua tidak akan apa-apa. Serahkan
sabu, tidak ada yang akan tewas besok tetapi saya tidak akan dapat
diintimidasi dan saya tidak akan dapat dihentikan oleh hanya karena apa?
Mahkamah Kejahatan Internasional? Pemakzulan?"
Presiden
Duterte menyambut kemungkinan Mahkamah Pidana Internasional
mengadilinya terkait perang yang ia lakukan terhadap narkoba, dan
menegaskan ia tidak akan terintimidasi dan perang narkobanya akan terus
berlangsung dan "brutal."
Seorang
yang mengaku pembunuh dan bersaksi sebagai anggota "pasukan pembunuh"
di bawah arahan Duterte dijadwalkan mengajukan tuntutan ke Mahkamah
Pidana Internasional bulan ini atau bulan April, menuduh Duterte
melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan, menurut pengacaranya.
Duterte
mengatakan ia berada di jalur yang benar dan tidak melanggar hak asasi
manusia, dan tidak pernah menginstruksikan polisi menembak mereka yang
tidak menolak ditangkap. Lebih dari 8.000 orang tewas sejak perang
melawan narkoba diluncurkan, sepertiganya tewas akibat aksi bela diri
polisi selama razia. [gp/dw]
Media files
Presiden Filipina Bertekad Terus Bunuh Pedagang Narkoba
19640A51-29FA-42F4-B48D-4786298F9723_w800_h450.jpg (JPEG Image, 3.0 KB) |
0 komentar:
Posting Komentar