PEMBUKAAN Tulisan ini
sudah dishare lebih dari 43.000 orang,
JRX Superman is Dead, JFlow, Kill The DJ (Marzuki Mohamad), Ulin
Yusron, Iman Brotoseno, Ndorokakung, Shafiq Pontoh, Nadine Alexandra
Dewi Ames (Puteri Indonesia 2010), dan masih banyak lagi.
1. Tulisan ini sangat ditakutkan kubu Prahara untuk diketahui orang banyak, khususnya yang tinggal di
Sumatera Barat dan
Jawa Barat dan
2.
Tulisan ini sangat membantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko
Widodo-Tri Rismaharini dalam memahami peta politik Indonesia yang
"ujung-ujungnya duit" dan kami yakin suatu saat tulisan ini
menyelamatkan Anda dan meningkatkan pahala Anda.
MILITER
Sejak
awal Jenderal Besar (Purn.) Soeharto menjabat, Pertamina sangat erat
dengan militer. Pasti, orang tua Anda mengetahui siapa Direktur Utama
Pertamina tahun 1968-1976. Iya, benar. Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang
tinggal persis di samping Jalan Cendana, Menteng.
Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun 1968, dan
sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya 226,2 juta USD pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diganti karena
marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina
berutang sebesar 10,5 miliar USD atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu. Luar biasa bukan?
*Selingan:
Sejak tahun 1970, Ibnu Sutowo sering berpergian ke New York, berpergian
dengan jet pribadi Rolls Royce Silver Cloud miliknya dan sering
menyuruh Bob Tutupoly datang ke New York untuk membawa rendang dan
menyanyi di restoran termahal di New York yang di-booking secara penuh
oleh Ibnu Sutowo.
*Selingan: Ibnu Sutowo disebut
Atmakusumah,
Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya (surat kabar yang paling keras
menyoroti kebijakan-kebijakan Ibnu Sutowo saat itu),
memegang kartu truf Jenderal Besar (Purn.) Soeharto (besan
the American's fair-haired boy.)
*Selingan: Gaya hidup mewah Ibnu Sutowo dan keluarga yang lain dapat dilihat di internet. Salah satu contohnya ada di
http://www.merdeka.com/peristiwa/gay...-keluarga.html*Selingan: Entah dimana hati nurani Ibnu Sutowo. Saat itu, Indonesia masih dilanda bencana kelaparan yang sangat besar.
Namun karena cadangan devisa (/simpanan mata uang asing oleh Bank Indonesia) tak cukup untuk mengimpor bahan pangan, negara-negara sahabat terpaksa memberi bantuan pangan kepada Indonesia.
Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili,
keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti
menipu Ali Sadikin dan
menipu Bank Indonesia.
*Selingan: Anak Ibnu Sutowo, Adiguna Sutowo, mendirikan
PT Mugi Rekso Abadi (MRA)
pada tahun 1993. MRA memiliki 35 anak perusahaan, antara lain: Hard
Rock Café di Bali dan di Jakarta, Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe
21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah
Cosmopolitan, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons
Apartement di Bali, dealership Ferrari, Maserati, Mercedes Benz, Harley
Davidson, Ducati, dan Bulgari.
*Selingan: Adiguna Sutowo dan
istri gitaris Piyu "Padi" terlibat dalam penabrakan pagar rumah istri kedua Adiguna Sutowo.
*Selingan: Putra bungsu dari Adiguna Sutowo, Maulana Indraguna Sutowo, menikah dengan Dian Sastrowardoyo pada Mei 2010.
Titel
Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo,
namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga
hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal
Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul
Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia,
di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.
*Selingan: Usai reformasi 1998, KKN antara perminyakan dan militer tidak dapat dilenyapkan dan malah membantu militer
berjaya kembali. Hal ini terwujud dengan
penggunakan BIN dan TNI (termasuk di dalamnya Babinsa) untuk memenangkan Partai Demokrat di pemilu 2004, usai Jend. (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai Menteri ESDM di tahun 1999-2000. Bukti nyatanya adalah
kehadiran petinggi-petinggi militer dalam jajaran tim sukses Jend. (Purn) SBY tahun 2004.
Di antaranya adalah Sudi Silalahi (Sesmenko Polhukam waktu itu), Azis
Ahmadi (sekretaris pribadi Menko Polhukam), Kurdi Mustofa (Asisten
Deputi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam), Mayor Jenderal
Muhammad Yasin, dan Mayor Jenderal Setia Purwaka.
*Selingan: Hal di atas termasuk dalam
lima pertanyaan yang diajukan Megawati sejak tahun 2006 yang hingga kini belum dijawab oleh SBY.
Untuk
mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati
perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan
bila seluruh aktivitas mematuhi hukum dan tidak ada penyelundupan,
gratifikasi dan korupsi. Hasilnya adalah 20.000 triliun per tahun atau
220% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013.
*Fakta:
Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.
*Fakta: Karena perminyakan sangat-sangat menarik, tak heran kalau
fokus KPK saat ini adalah membersihkan Kementerian ESDM dari koruptor-koruptor. Contoh-contohnya adalah
memvonis
mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (Alumni dan Guru Besar
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB), dengan hukuman 7
tahun penjara;
menetapkan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno, sebagai tersangka;
menetapkan
Ketua Komisi VII (Energi Sumber Daya Mineral) DPR sekaligus Ketua DPP
Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, sebagai tersangka;
mencegah staf Menteri ESDM, I Gusti Putu Ade Pranjaya, untuk ke luar negeri;
mencegah Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmaina (teman Edhie Baskoro Yudhoyono), untuk ke luar negeri;
makin
sering memanggil Menteri ESDM dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai
Demokrat Jero Wacik, dan sudah memanggil Triesnawati Wacik (istri Jero
Wacik) dan Ayu Vibrasita (anak Jero Wacik).*Fakta: Pasal 33
ayat 3 UUD 1945 mewajibkan "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.", bukan “...dipergunakan untuk sebesar-besarnya
beberapa dinasti yang
tindakannya berkontradiksi dengan ucapannya”, seperti yang dirasakan oleh
penduduk Sumbawa dan
penduduk Rusia.
MAFIA PERMINYAKAN
Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai
Muhammad Riza Chalid (MRC) “Gasoline Godfather” di
Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Intermoda Transportasi), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu
capres), dan
Hatta Rajasa dalam mafia perminyakan, kami hanya akan memberikan sedikit generous clues for non engineering or economics graduates:
1. Fakta:
Pada 9 Juni 2014, Koran “Jakarta Post”
membeberkan isi wawancaranya dengan Hatta Rajasa. Hatta Rajasa mengakui
bahwa ia telah bersahabat dengan Muhammad Riza Chalid (MRC) selama
beberapa dekade, mengatakan bahwa MRC mempunyai bisnis impor minyak, dan
mengatakan bahwa ia kenal MRC dari Majelis Dzikir.
2. Fakta:
Tabloid "Politic" Edisi 15 di Bulan Mei 2012 memaparkan bahwa Muhammad Riza Chalid mempunyai bisnis impor minyak, mempunyai Kidzania (di Pacific Place, SCBD
Tomy Winata),
mendirikan Al-Jabr Islamic International School yang sewaktu pendirian
diresmikan oleh Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan menempati rumah di
Jalan Wijaya (di belakang
Mabes Polri dan di kawasan SCBD Tomy Winata
Bank Artha Graha).
3. Fakta: Pada Rabu, 2 Juli 2014,
Ketua Dewan Pertimbangan Presiden RI, Prof. Dr. Emil Salim, Ph.D (keponakan Haji Agus Salim)
menegaskan bahwa “R” adalah sahabat salah satu cawapres, R adalah
keturunan Pakistan, R sangat ingin subsidi BBM tetap ada dan membesar
karena akan semakin menguntungkan dirinya, dan kita membangun kilang
penyulingan minyak (refinery) terakhir adalah pada sekitar zaman
Ginandjar Kartasasmita (tahun 1988-1993).
4. Fakta: Majalah
Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk
Riza Chalid, Petral dan Global Energy Resources, dan anak-anak
perusahaannya Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil,
dan Cosmic Petroleum di British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang
bersifat tidak transparan dengan Pertamina.
5. Fakta: Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (
CEO Deloitte
salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik/Audit Independen di dunia, MBA
dari Harvard Business School, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku "
Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif" yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan
anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia)
menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di
Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Riza Chalid "Gasoline
Godfather" Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura.
Menurut Pak Theodorus, Riza Chalid menghasilkan 3,153 juta USD per hari
setara 37,839 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Impor 850rb barrel/hari
x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159 liter/barrel x 0,07 USD
mark-up/liter x Rp12.000/USD), sementara keluarga
Ani Yudhoyono mendapat 7,872 miliar rupiah per hari atau 0,5 USD
per barrel dari
minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor. (Hal senada juga dipublikasikan oleh
Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan pada Kabinet Persatuan Nasional, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.;
Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., Ph.D.;
peneliti PPE FEB UMS, Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec.;
peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan
Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)
Foto: Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather”, Purnomo Yusgiantoro
(Menteri ESDM selama 9 tahun, Golkar, Alumni ITB), dan Hatta Rajasa
(Alumni ITB) pada acara pernikahan anak Muhammad Riza Chalid
Sekilas tentang Data/Statistik Perminyakan Indonesia*Fakta:
Negara superpower Amerika Serikat yang terunggul dalam penyadapan pun
kewalahan dengan inkonsistensi data statistik perminyakan di negara
kita. Hal ini dinyatakan secara gamblang oleh US dalam pembukaan laporan
2005-2006 dan pembukaan laporan
2007-2008.
*Fakta: Dari tahun 2004 hingga tahun 2012, terdapat inkonsistensi data produksi minyak antara
di SKK Migas dan
di Kementerian ESDM.
*Fakta:
Dari tahun 2002 hingga tahun 2012, trend jumlah lifting (produksi) minyak kita terus menurun namun trend cost recovery kita terus menanjak.
*Fakta:
Dari tahun 2007 hingga tahun 2012, secara kasar terdapat kekurangan 654
triliun rupiah pada penerimaan negara bukan pajak (PNPB) migas di
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) bila PNPB migas dihitung sesuai
Laporan Tahunan SKK Migas.
*Fakta:
Realisasi subsidi BBM tahun 2013 adalah 210 triliun rupiah (49% untuk mobil pribadi), sementara
dividen Pertamina kepada Pemerintah Indonesia untuk tahun buku 2013 hanyalah 4,5%-nya (atau 9,5 triliun rupiah). Sedangkan,
dividen Petronas kepada Pemerintah Malaysia untuk tahun buku 2013 adalah 101 triliun rupiah.
Foto:
Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" dan Wakil Ketua Tim
Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Burhanuddin di Rumah PoloniaUtama: Permainan antara Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral dan Hatta Rajasa*Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang
sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB) di Singapura dan di Indonesia.
*Fakta:
Trend pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini (Martiono
Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, dan Karen Agustiawan) adalah
Teknik ITB dan Hatta Rajasa (besan Ani Yudhoyono) berasal dari S1 Teknik
Perminyakan ITB.
*Fakta:
Pada 11 Februari 2014,
Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M.
Fanshurullah Asa, kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM
dari Singapura, negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan
eksploitasi (produksi) minyak.
*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di
Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di
Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.
*Fakta:
Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A. ;
Menteri
Koordinator Ekonomi (1999 - 2000) dan Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional & Ketua Bappenas (2001 - 2004), Kwik Kian Gie; dan
Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.
*Fakta:
Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor
Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene
berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak,
malahan
tidak diaudit oleh
PwC sendiri
dengan alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan,
dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral oleh PwC sendiri,
mungkin dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya
yang selama ini memberatkan pos belanja negara (subsidi).
*Fakta:
Laporan Utama
di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014: "Ambisi Pertamina
buat (Si)apa?" yang ditulis oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak
Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan, dan Indra Maliara
menguraikan bagaimana Hatta Rajasa sukses mengantarkan sekitar 60 persen
anggota kabinet ke dalam Kabinet Indonesia Bersatu. Usut punya usut,
orang-orang ini ternyata berasal dari rekomendasi Riza Chalid dan
bertujuan untuk mengamankan bisnis minyaknya.
*Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN
Dahlan Iskan
hendak membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun,
belum tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu
dipanggil dan ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) SBY dan Hatta
Rajasa di depan Karen Agustiawan (Alumni ITB). Isu pembubaran Petral
pun kembali menguap.
*Fakta: Banyak kegeraman warga di
twitter,
facebook, dan
instagram
yang intinya menceritakan ambisi menggebu-gebu Muhammad Riza Chalid
agar Hatta Rajasa menjadi orang nomor 1 di negeri ini. Dimulai dari Riza
Chalid berusaha sangat keras untuk mencomblangi Joko Widodo dengan
Hatta Rajasa. Salah satunya adalah dengan
mendorong Amien Rais untuk menyuarakan duet Joko Widodo-Hatta Rajasa dari jauh-jauh hari,
membuat team desain untuk membuat gambar-gambar “JKW-HR” untuk di BBM, Twitter, Facebook, dan spanduk; dan bahkan, usai pileg,
Riza Chalid dan Hatta Rajasa
mendatangi Jokowi untuk mengajukan dana kampanye tidak terbatas sebagai
ganti menjadikan Hatta Rajasa menjadi wakil Jokowi dan platform
pengelolaan Sumber Daya Alam akan diatur oleh PAN.
Tentu
saja, hal ini ditolak mentah-mentah oleh Jokowi dan mereka pun terpaksa
menciptakan duet dadakan Prabowo-Hatta dengan mahar 10 triliun.
(Berbanding terbalik dengan Jokowi, Prabowo yang megap-megap keuangannya
menerima duet dan uang ini). Usai transaksi tersebut, Bos Petral yang
merugikan negara 75 triliun per tahun ini kemudian
membeli rumah Yurike Sanger, istri ketujuh Soekarno, untuk memberi kesan Sukarnois melalui Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam). Dalam menjaga investasinya, Riza Chalid rutin mengunjungi Rumah Polonia,
membiayai tabloid “Obor Rakyat” yang dipimpin Asisten Staf Khusus Presiden Setyardi Boediono (penulis
buku “Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku” atau buku
tandingan "Membongkar Gurita Cikeas" pada tahun 2009), dan, bersama
dengan Hatta Rajasa, menghalalkan segala cara untuk memenangi pilpres
ini. Salah satu bentuk penghalalan segala cara yang dapat memicu Allah
murka adalah
menghilangkan makna suci “Perang Badar”, menggaet Pemuda Pancasila FPI FBR, membuat surat palsu pemanggilan Jokowi terkait Bus TransJakarta yang dibuat oleh
Edgar S. Jonathan (Ketua Tunas Indonesia Raya yang dekat dengan CameoProject saat
membuat flashmob baju kotak-kotak untuk kampanye Basuki-Jokowi di tahun 2012), membuat transkrip palsu (yang sudah dituntut oleh
Jaksa Agung,
KPK, dan
Megawati),
menggunakan politik uang,
merusak
rasa persaudaraan Bangsa Indonesia dengan mengatakan PDI-Perjuangan
adalah jiplakan PKI melalui tvOne milik Aburizal Bakrie (Update: tvOne
sudah minta maaf), mengganggu konsentrasi Jusuf Kalla sepanjang debat cawapres
yang disiarkan di RCTI, Global TV dan MNC TV milik Hary Tanoesoedibjo dan Bambang Trihatmodjo yang ditonton oleh ratusan juta penduduk Indonesia,
melarang
moderator debat keempat Dwikorita Karnawati (Wakil Rektor UGM) melihat
ke arah calon-calon menteri Prahara dan hadirin di belakang dirinya, dan Hatta Rajasa tidak dapat menahan senyum ketika menikmati hal ini. Tindakan-tindakan tidak beradab
calon menteri-menteri Prahara (duduk di belakang Hatta Rajasa) dan
hadirin (di belakang moderator) ini sungguh tidak pantas ada di negeri ini.
*Fakta: Pada Kamis 3 Juli 2014, ratusan massa Aliansi Zatapi SP3 mengadakan
aksi teatrikal di Bundaran HI dan
demo di depan Kantor Kemenko Perekonomian dan Kantor Kementerian BUMN menuntut pembubaran Petral karena
melakukan mark-up paling sedikit 5 USD per barrel.
*Fakta: Pada Senin 16 Juni 2014, Direktur Pengolahan Solidaritas Kerakyatan Khusus (SKK) Migas, Ferdinand Hutahayan,
telah melaporkan Hatta Rajasa kepada KPK
dan menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya. Lebih jauh, Ferdinand
mengatakan mafia perminyakan meraup untung sedikitnya Rp 100 miliar per
hari atau Rp 36 triliun per tahun.
*Fakta: Pada unjuk rasa di depan Gedung KPK pada Selasa, 3 Juni 2014 , Direktur Riset
Badan Pemerhati (BP) Migas, Syafti Hidayat; Koordinator
Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia, Anyonk Latupono; dan Koordinator Lapangan
Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ), Saefullah Muhammad menuntut KPK memeriksa Hatta Rajasa atas perannya sebagai mafia migas.
*Kabar
belum terkonfirmasi: Simson Panjaitan yang berlatar belakang hukum dan
minim pengalaman ditempatkan menjadi kepala keuangan (Head of Finance)
di Petral.
*Kabar belum terkonfirmasi:
Wijasih Cahyasari “Wiwiek”,
kakak Ani Yudhoyono, pernah menerima 400 ribu USD dari Riza Chalid
sebagai ganti Riza Chalid membatalkan pertemuan Wiwiek dan Dirut Petral
Nawazier.
*Kabar belum terkonfirmasi:
Ari Soemarno
(Alumni RWTH Aachen, Jerman) diberhentikan usai menjabat sebagai
Direktur Utama Pertamina tahun 2006-2009 karena berhasil membentuk
Integrated Supply Chain (ISC)
untuk pembelian tender impor yang fair, ingin memindahkan Petral dari
Singapura ke Batam, dan dikhawatirkan dekat dengan Megawati seperti
adiknya,
Rini Mariani Soemarno Soewandi (Menperin tahun 2001-2004).
*Selingan:
Walaupun diberi jabatan Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Hatta
Rajasa dianggap sangat tidak mengerti ekonomi dan sering menjadi bahan
tertawaan oleh Chatib Basri, Faisal Basri, Darmin Nasution, Fauziah Zen,
Mawar I. R. Napitupulu, dan hampir seluruh dosen yang mengajar di FEUI.
Satu dari sekian banyak contoh yang mudah adalah ucapan Hatta Rajasa
pada tahun 2010 yang menargetkan
PDB Nominal
mencapai angka Rp 10.000 Triliun per tahun 2014. Pak Chatib Basri
(sebelum terpilih jadi menteri) mengatakan "Menko Ekuin kalian sekarang
tol*l banget tuh.. Masa' menggunakan PDB Nominal sebagai target.. Kalau
saya jadi dia sih, gampang saja, saya naikan saja inflasi dua kali
lipat." Hal ini sontak disambut tawa menggelegar satu kelas besar.
Bagaimana mungkin seorang menko ekuin tidak mengetahui perbedaan antara
PDB Nominal dan PDB Riil (yang sudah di-adjust dengan inflasi/kenaikan
harga); sesuatu yang telah diajarkan di Pengantar Ekonomi 1.
Utama: Permainan oleh Keluarga Ani Yudhoyono dan Partai Demokrat*Fakta: Hatta Rajasa dan
Marzuki Alie (Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Partai Demokrat) lahir di Palembang.
*Fakta:
Usai Purnomo Yusgiantoro (Golkar, Alumni ITB) menjabat sebagai Menteri
ESDM selama 9 tahun, ia langsung digantikan dengan
Darwin
Zahedy Saleh (pendiri dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat) selama
dua tahun dan, kemudian, Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Partai
Demokrat) sampai sekarang.
*Fakta:
Pernikahan Siti Ruby Aliya Rajasa dan Edhie Baskoro Yudhoyono
diyakini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia berfungsi untuk
mempertebal cengkraman dinasti Hatta Rajasa dan Ani Yudhoyono di
Indonesia.
*Fakta: Menurut buku "Cikeas Kian Menggurita" yang ditulis George Junus Aditjondro dan diterbitkan
Galang Press,
keluarga Ani Yudhoyono terlibat dalam sindikat mafia perminyakan guna
menambah kekayaan dan kekuasaan. Untuk memastikan ini, silakan Anda
mencari tahu alasan di balik grasi
Schapelle Leigh Corby (Warga Negara Australia), usai santer diberitakan penyadapan Australia memperoleh bukti-bukti bahwa keluarga besar
Ani Yudhoyono, khususnya Erwin Sudjono (kakak ipar Ani Yudhoyono), sangat aktif dalam mafia perminyakan.
Foto: Erwin Sudjono, mantan Pangkostrad (kakak ipar Ani Yudhoyono, suami Wiwiek)
Foto:
Gatot Mudiantoro Suwondo,
CEO Bank BNI (adik ipar Ani Yudhoyono)
Utama: Penistaan Rasa Keadilan oleh Keluarga Jend. Besar (Purn.) Soeharto dan Keluarga Ani Yudhoyono kepada Masyarakat Indonesia*Fakta:
Selain kasus Ibnu Sutowo dan Rudi Rubiandini, sangat banyak sekali
kasus di Kementerian ESDM yang merobek-robek rasa keadilan masyarakat
Indonesia. Sedikit dari sekian banyak kasus yang dibiarkan pemerintah
Orba dan “Orba bungkus baru” adalah
Production Sharing Contract sejak UU No. 8 Tahun 1971 berlaku,
Triton (perusahaan Perancis) tahun 1989, Depo Balaraja sejak tahun 1996,
Mark-Up di Kilangan Balongan sejak tahun 1998,
Petral dan Credit Suisse Singapura di tahun 2002,
penjualan
VLCC di bawah harga pasar oleh Laksamana Sukardi (Alumni ITB, teman
Arifin Panigoro “Medco Energy”) di bulan Juni tahun 2004,
perjanjian sewa tanker Humpuss Intermoda (perusahaan Tommy Soeharto) untuk tahun 1990-2009 dan 2009-2014,
impor minyak Zatapi di tahun 2008, dan
kelebihan Cost Recovery kepada Chevron di tahun 2012.
Utama: Keburukan Setahun sebelum Pilpres*Fakta: Pada Maret 2013, Hatta Rajasa, Wakil Menteri ESDM, dan Karen Agustiawan berangkat ke Irak untuk
membeli ConocoPhillips Algeria Ltd dengan harga 1,75 miliar USD yang diklaim Pertamina akan menghasilkan 23.000 barrel per hari. Di lain sisi, Reuters mengatakan net carrying value ConocoPhillips Algeria Ltd
hanyalah 850 juta USD dan rata-rata produksinya hanya 11.000 barrel per hari.
Maka bila kita hitung, terdapat kelebihan bayar 900 juta USD atau
setara 10,8 triliun rupiah (kurs Rp12.000/USD) dan selisih produksi
12.000 barrel per hari. Kemana larinya?
*Fakta: Pada Senin 9 Desember 2013, bersamaan dengan
tragedi tabrakan KRL dan mobil tangki Pertamina di Bintaro, Pertamina melakukan ground breaking proyek pembangunan Pertamina Energy Tower setinggi 99 lantai dengan total biaya
lebih dari 850 juta USD atau 10,2 triliun rupiah (kurs Rp12.000/USD). Dalihnya adalah untuk menyaingi gedung Petronas setinggi 88 lantai.
*Fakta:
Ari Soemarno (mantan Direktur Utama Pertamina, alumni RWTH Aachen
Jerman) sangat tidak setuju tindakan Pertamina untuk membangun gedung
yang menyaingi tinggi gedung Petronas
bila 70 persen pendapatan Pertamina masih berasal dari penjualan BBM Bersubsidi. Lebih jauh,
Direktur Eksekutif Indonesia Energi Monitoring, Zuli Hendriyanto, juga sependapat dan menyarankan agar Pertamina fokus memperbaiki kondisi internalnya terlebih dahulu.
AKUN-AKUN PENYEBAR KEBOHONGAN DAN PEMBENTUK OPINI 1. FPI dibentuk oleh
pensiunan militer sebagai attack dog yang memisahkan militer dan polisi dari tuduhan pelanggaran HAM. (Lihat dokumen-dokumen
Wikileaks) Di samping itu, ingat saat tahun 1998, selain militer, ada unsur lain yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa
dengan senjata-senjata yang tak lazim dengan pakaian-pakaian menyerupai santri-santri.
2.
Triomacan2000 (Syahganda Nainggolan [dulu Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa, sekarang
Direktur Penggalangan Relawan Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa],
Abdul Rasyid [Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa], dan
Raden Nuh) selalu melindungi dan memuja setinggi langit Hatta Rajasa, besan
Ani Yudhoyono.
*Selingan:
Kalangan akuntan publik/auditor independen
tertawa terpingkal-pingkal usai melihat iklan-iklan pembodohan
masyarakat khas Pertamina di Koran KOMPAS dan lain-lain atas
"keberhasilan perusahaan" masuk
Fortune 500 (500 perusahaan terbesar dari segi pendapatan,
bukan laba bersih yang sudah dikurangi beban operasi) kendati Pertamina masih mendapat bantuan subsidi dan perlakuan istimewa dari pemerintah atau tidak mandiri.
*Selingan:
Putra sulung Hatta Rajasa, Ihsan Rajasa (pengusaha minyak), dicerai
istrinya, Kusuma Anggraini (cucu kesayangan Mooryati Soedibyo) karena
Ihsan tidak setia. Dikabarkan pula,
Ihsan gemar show-off (pamer) berselingkuh di depan istrinya dan tak jarang melakukan KDRT usai mengonsumsi narkoba.
Apakah Anda sekeluarga tahan melihat dan mendengar
keluarga Soeharto dan keluarga Ani Yudhoyono pura-pura berbelas kasihan; menginginkan mereka
makin menggurita; dan
merindukan rasa was-was akan Hak Asasi Manusia Anda sekeluarga?
JAWABAN ATAS DOA KITA"Setahun pertama kita
selesaikan mafia perminyakan." tegas Jusuf Kalla pada Dialog KADIN, 20 Juni 2014.
"
Selain Kementerian Pertanian,
Kementerian ESDM
juga harus dipimpin oleh orang yang memiliki leadership yang kuat.
Karena di situ banyak mafia." kata Jokowi di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa
Tengah, Sabtu (26 Juli 2014).
TESTIMONI"Jokowi memang bagus menjadi Presiden. Saya doakan semoga terkabul keinginannya." ~
Ridwan Kamil"Tidak
banyak yang tahu kan kalau sebenarnya Jokowi itu lebih tegas dan keras
daripada saya. Dia kelihatan lembut di luar karena orang Jawa. Saya
kalau lagi diskusi sama dia tegas banget." ~
Basuki Tjahaja Purnama"Jokowi
adalah bagian dari sedikit pemimpin yang ingin membersihkan dan
memperbaiki keadaan. Yang sedikit ini menginspirasi saya. Menawarkan
diri ingin membersihkan dan memperbaiki keadaan. Fenomena Jokowi juga
menunjukkan bahwa tanpa modal yang kuat, juga bisa." ~
Mahfud MD"Orang-orang
baik tumbang bukan hanya karena banyaknya orang jahat, tetapi karena
banyaknya orang-orang baik yang diam dan mendiamkan." ~
Anies Baswedan"Jokowi adalah arus besar kecintaan rakyat, dia tidak bisa dibendung adalah realitas politik saat ini." ~
Dahlan Iskan"Kalau mencalonkan diri, kita siap mendukung. Pak Jokowi layak didukung." ~
Yenny Wahid usai istri (alm.) Abdurrahman Wahid memakaikan peci (alm.) suaminya kepada Joko Widodo
"Supaya
seluruh rakyat Indonesia sejahtera dan
kesenjangan pendapatan tidak makin melebar, kita harus memberhentikan dinasti penguasa
“Orba bungkus baru” dan memberantas mafia perminyakan." ~seorang sahabat
"Bagi
kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan dan
kekuasaan, karena rakyat itu jantung hati bangsa, dan rakyat itulah yang
menjadi ukuran tinggi rendah derajat kita. Dengan rakyat kita akan naik
dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia
Merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat.
Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru berarti kalau di
belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya.” ~
Drs. Mohammad Hatta dalam majalah "Daulat Ra'jat" tanggal 20 September 1931-ejaan disesuaikan dengan EYD
"Firman
Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu pula:
"Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa
bi-anfusihim" Tuhan tidak mengubah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum
bangsa itu mengubah nasibnya." ~Ir. Soekarno (Bapak Pendiri Bangsa,
Pemimpin Gerakan Non-Blok) pada Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1964
"Ya Allah, janganlah mengangkat Penguasa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak juga merahmati kami." ~
M. Quraish ShihabBONUS SELINGANUntuk para pencinta selingan setanah air, mau dikasih selingan lagi?
Pertama,
tegakkan badan. Kedua, tarik napas secara mendalam. Ketiga,
senyum…..Iya, senyum. Seriusan. Karena ketenangan dan senyuman akan
menaikkan testosterone dan menurunkan cortisol
yang baik untuk kesehatan dan kehidupan.
Oke kita balik lagi ke selingan ekonomi level SMP ya.Anda masih ingat polemik PP Mobil Murah yang ditandatangani SBY pada 23 Mei 2013?
Saat
itu, Indonesia telah mulai merasakan twin deficit (defisit di APBN
& defisit di neraca perdagangan, sehingga nilai tukar Rupiah ke USD
sangat lemah dan rentan) dan pembenahan kemacetan Jakarta dan sekitarnya
masih mengalami banyak sekali resistensi.
Ibarat
azab kemurkaan Allah yang tidak ada hentinya, pelaku pasar dan UKM
dibuat makin gemetar dengan kabar bahwa besan Hatta Rajasa
menandatangani PP Mobil Murah, sesuatu policy yang memicu meledaknya
jumlah penjualan mobil, konsumsi BBM bersubsidi, dan impor bahan baku
otomotif yang membuat nilai tukar makin runyam mencekam. Dalih yang
digunakan besan Hatta Rajasa, Hatta Rajasa, dan Menperin MS Hidayat
(kader Golkar) saat itu tak lain dan tak bukan adalah
mobil murah adalah angkutan untuk pedesaan yang akan
menggunakan Pertamax, dan, karena pemanasan global adalah isu yang paling urjen menurut mereka, mobil murah layak
mendapat penghapusan PPn-BM.
Nyatanya,
statistik/fakta lebih berjaya daripada pidato yang berkontradiksi
dengan perbuatan. Lantas, Pak Chatib Basri selaku Menteri Keuangan
secara emosional menagih janji MS Hidayat. Namun, penagihan janji itu dijawab sendiri oleh suami
Ani Yudhoyono secara tidak langsung dengan tindakan penunjukkan
Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia di Jepang (Dulu
penyalur uang Tomy Winata Bank Artha Graha kepada Partai Demokrat), sebagai Menteri Perdagangan.
Keambrukan
pengurusan ekonomi negara dan ketamakan kebijakan pro-kendaraan pribadi
ternyata tak berhenti sampai di situ. Usai kader yang amat sangat
dibanggakan Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama, dan
Dewan Transportasi Kota Jakarta diserang oleh Hatta Rajasa dan Jero Wacik
ketika mengusulkan pencabutan subsidi BBM di DKI Jakarta untuk
penguraian kemacetan dan pengalokasian dana yang lebih tepat sasaran;
Joko Widodo yang merasa membanjirnya mobil murah membuat penguraian
kemacetan makin berat malahan ditolak dalam
pengajuan penghapusan bea impor untuk bus
dan pemasangan pembatas jalan TransJakarta yang tangguh di jalan
Thamrin-Sudirman dan Gatot Subroto-Tomang, dan diganjal dalam penerbitan
PP Electronic Road Pricing.
*Selingan:
Berbagai direktur institusi internasional seperti Asian Development
Bank dan World Bank; berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di
dunia seperti Citibank dan HSBC; dan berbagai Chief Economist di
bank-bank terbesar di regional seperti BII Maybank yang diundang ke FEUI
pada acara Economix menuturkan bahwa kebijakan Mobil Murah merupakan a
misguided policy, usai mereka memastikan tidak ada wartawan/jurnalis
yang hadir. Lebih jauh, mereka mengatakan sebaiknya masyarakat awam
melakukan pengukuran dampak policy pemerintahan negara-negara maju yang
pro-transportasi publik dan dampak policy pemerintah Indonesia yang
pro-kendaraan pribadi.
Mantap tidak selingannya? All praise is to Allah.LAMPIRAN 1: PROYEKSI REALISTIS
Kubu
Menantu Soeharto "Sang Pembunuh Massal" dan Besan Ani Yudhoyono "Sang Mafia Perminyakan"
#SalahPilihPembisik #HarusMohonPengampunan #AzabMenanti
Kubu
Pencipta Perdamaian dan
Terobosan dengan Dialog yang Memanusiakan Manusia
Ketua
Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin,
M.A., Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar,
M.Sc., Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan,
Prof. Dr. Bambang Setiaji, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A., Dr.
Alwi Abdurrahman Shihab, Ketua PBNU KH. M. Imam Aziz, Ketua KBNU
Sultonul Huda, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua
GP Ansor Nusron Wahid (caleg Golkar dengan perolehan suara tertinggi
[234.021 suara], calon pimpinan DPR RI), Ketua Umum PBNU 1999-2010 KH.
Ahmad Hasyim Muzadi, Ketua PB HMI 2009-2011 M. Chozin Amirullah, Savic
Ali, Akhmad Sahal, Ketua Dewan Guru Besar FEUI Prof. Prijono
Tjiptoherijanto, Ph.D (pakar Ekonomi Demografi/Kependudukan), Dekan
Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gajah Mada (UGM) Prof.
Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Onno W Purbo, Anies Baswedan,
Dahlan Iskan, Billy Boen, Tita Larasati, Ir. Tri Rismaharini, M.T.,
Goenawan Mohamad (Pendiri PAN, Jurnalis), Faisal Basri (Pendiri PAN,
Ekonom), Abdillah Toha (Pendiri PAN, Komisaris Penerbit Mizan), Fadjroel
Rachman, Adian Napitupulu, Wanda Hamida, Ulin Yusron, Arief Budiman
(kakak Alm. Soe Hok Gie, pemimpin Gerakan Golput di era Orde Baru), Andy
F. Noya, Ketua Umum HKTI Oesman Sapta Odang, Poltak Hotradero, Ari
Perdana, Haryo Aswicahyono, Arianto Patunru, Mardi Wu, Yoris Sebastian,
René Suhardono, Indra Jaya Piliang (Ketua Balitbang DPP Partai Golkar
dan Ketua Departemen Kajian dan Kebijakan Partai Golkar), Rudi Valinka
(Auditor Forensik), Ricky Setiawan (Wikipedia Admin), Enda Nasution,
Wicaksono (@ndorokakung), Henry Manampiring, Ainun Chomsun (@pasarsapi),
Agung Mahardilan, Gabriel Montadaro, Rama J Baskoro (@supermomo),
Faizal Iskandar (@monstreza), Alexander Thian (@aMrazing), Satria
Ramadhan (@satriaoo), Intan Anggita (@BadutRomantis), Paramita Mohamad
(@sillysampi), Shafiq Pontoh, Adi S. Noegroho (@sheque), Satrio Utomo,
Ario Pratomo, Dolly Lesmana, Ricky Setiawan, Doni Priliandi, Dondi
Hananto, Nukman Luthfie, Yunarto Wijaya, Yopie Suryadi, Yan Hendry
Jauwena, Bunga Mega, Riana Bismarak, Vanya Sunanto, Nono A. Makarim
(Komite Etik KPK), Todung Mulya Lubis, Pramudya Oktavinanda, Teten
Masduki, Wimar Witoelar (Kolumnis), Lin Chi Wei (Kata Data), Arsendo
Atmowiloto (Wartawan), Yenni Kwok, Danny Wirianto, Adib Hidayat, Lisa
Luhur, Aulia Masna, Didi Nugrahadi, Karaniya Dharmasaputra, Abi
Hasantoso, Iwan Piliang, Metta Dharmasaputra (Penulis "Saksi Kunci"),
Wishnutama, Mira Lesmana, Riri Riza, Nia Dinata, Rayya Makarim, Joko
Anwar, Slamet Rahardjo Djarot, Eros Djarot, Hanung Bramantyo, Denis
Adhiswara, Jay Subiakto, Jajang C. Noer, Nazyra C. Noer, Edward Suhadi,
Iman Brotoseno, Monty Tiwa, Darwis Triyadi, Arbain Rambey, Ayu Utami,
Leila S. Chudori, Djenar Maesa Ayu, Alanda Kariza, Marina Silvia,
Avianti Armand, Ben Sohib, Zen Hae, Adjie Silarus, Putu Aditya Nugraha,
Agus Noor, Iksaka Banu, Yan Widjaya, Kurnia Effendi, Amin Kamil, Prita
Laura, Olga Lidya, Butet Kartaredjasa, Happy Salma, Sarah Sechan, VJ
Cathy Sharon, Artasya Sudirman, Sandrina Malakiano, Imam Darto, Charles
Bonar Sirait, Nico Siahaan, Darius Sinathriya, Caesar Gunawan, Indra
Bekti, Gofar Hilman, Sys NS, Boy William, Indra Birowo, Desta, Ananda
Omesh, Sasha Stevenson, Arie Keriting, Ge Pamungkas, Andovi da Lopez,
Jovial da Lopez, Cak Lontong, Muhadkly Acho, Jhody Bejo, Eddi Brokoli,
Dedi Gumelar “Mi’ing”, Genrifinadi Pamungkas, Andi Wijaya, Dimas
Yudhistira, Danny Jayawardhana, Krisnanjaya Harefa, Boris T Manullang,
Mohamad Ali Sidik Zamzami, Mongol Stres, Bene Dion Rajagukguk, Kemal
Pahlevi, David Nurbianto, Soleh Solihun, Ernest Prakasa, dan Pandji
Pragiwaksono.
Slank, Erwin Gutawa, Addie MS, Trio Lestari
(Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro), KLA Project, Oppie Andaresta,
Once, JFlow, Barry Likumahuwa, Dimas Pradipta, TP. Thomas, Nita Aartsen,
Jordy Waelauruw, Ivan Saba, Banyu Biru, Dewa Budjana, Gerald
Situmorang, Mohammad Ridwan Hafiedz, Yeppy Romero, Setiawan Djody, Mario
Marcella, Ian Antono, Robi Navicula, Andre Hehanusa, Titi "Film
Jalanan", Giring Ganesha "Nidji", Adri Prakarsa "Nidji", Kikan Namara,
Cokelat, Ho Katarsis, Edo Kondologit, Ivan Nestorman, Nina Tamam, Titiek
Puspa, Yuni Shara, Krisdayanti, Gita Gutawa, Sherina Munaf, Tika
Panggabean, Kartika Jahja, Dira Sugandi, Bonita Adi, Tata Tangga, Monita
Tahalea, Sashi Gandarum, Lea Simanjuntak, Bernadeta Astari, Sari
Simorangkir, Tina Toon, Melanie Ricardo, Sonia Eryka, Dewi Lestari,
Afgan Syahreza, Yovie Widianto, Bams, Samsons, Yukie PasBand, Aditya
Anugrah, Aqi “Alexa”, Ronny Waluya, Joe Saint Loco, Indra Aziz, Ello,
Michael IDOL, Delon IDOL, Melly Manuhutu, Anugrah Aditya, Sawarna
"Warna", Kristina, Aura Kasih, Sruti Respati, Kadri Jimmo, Kahitna, 3
Composers, Yovie & Nuno, Kerispatih, Stereocase, Five Minutes, Wali,
Lyla, Tendostar, 5 Romeo, Superman is Dead, Soul ID, CJR, Cherrybelle,
Hotma "Meng" Roni Simamora, Jalu Pratidina, Saykoji, Deejay Cream, Billy
BeatBox, Yacko, Tabib Qiu, Lady Gan, Kill The DJ, Jogja Hip Hop
Foundation, Dochi ‘Pee Wee Gaskins’, Pop the Disco, Homogenic, Widi
‘Vierratale’, Josaphat ‘Killing Me Inside’, Che Cupumanik, Ajul &
Rekan, /rif, Roy Jeconiah, Ahmad Albar, Donny Fatah, Otong Koil, Willy
"Sket", Well Willy, Krisna Sadrach, ARockGuns, Ananda Sukarlan, Irsa
Destiwi, Indra Lesmana, Levi Gunardi, Doadibadai Hollo "Badai
Kerispatih", Dameria Hutabarat, Adi Adrian, Reynold Silalahi, Marco
Kusumawijaya (Arsitek), Amir Sidharta (Kurator Museum), Ong Harry Wahyu,
Samuel Indratma (Community Visual Artist), Fiki Satari, Wahyu Aditya
(Kartunis), Sweta Kartika, Beng Rahadian, Kemal Arsjad, Arief Widhiyasa
(CEO Agate Studio-Indonesian Game Developer), Maudy Ayunda (mahasiswi
Oxford University), Cinta Laura (asisten dosen di Columbia University),
Chelsea Olivia, Marsha Timothy, Lala Timothy, Acha Septriasa, Vanessa
Angel, Vino G Bastian, Ringgo Agus Rahman, Gading Marten, Richard Kevin,
Ari Wibowo, Anwar Fuady, Chicco Jerikho Jarumillind, Joshua Suherman,
Sunny Soon, Aron Ashab, Ricky Harun, Rieke Diah Pitaloka, Feby Febiola,
Sophia Latjuba, Alice Norin, Putri Patricia, Prisia Nasution, Adinda
Thomas, Arzetti Bilbina Huzaimi Setiawan, Nadine Alexandra Dewi Ames,
Aline Adita, Melanie Subono, Erikar Lebang, Andreas Prasadja, Reza
Gunawan, Nicky, Kemal Desmo Nasution, I Gede Siman Sudartawa, Richard
Sambera, Chris John, Rudy Hartono, Taufik Hidayat, Joko Supriyanto, Rexy
Mainaky, Ivana Lie, Susy Susanti, Leonardo Kamilius, Melanie Tedja,
Niwa Dwitama, Ignasius Ryan Hasim, Iman Usman, dan kamu.
#Kasih-MuBlusukandiHatiKami #DiberkahiAllah #MenangTotal
LAMPIRAN 2: KONFIRMASI STRATEGI JOKO WIDODO-JUSUF KALLAThe International Human Rights Rank IndicatorThe Corruption Perceptions Index 2013The 2014 World Press Freedom IndexThe Internet Speed IndexIncome Inequality Index (GINI Index) (
Explanation)
Gross
National Income per Capita (Constant 2000 US$) (Japan, Australia,
Singapore, Brunei, Korea, Malaysia, China, Thailand, Indonesia, the
Phillipines, Vietnam, Lao PDR)The Human Development Report 2013OECD Factbook 2013The Global Index of Cognitive Skills and Educational Attainment 2014The SCImago Journal & Country RankThe Times Higher Education World Reputation Rankings 2014 QS World University Rankings 2013/2014The Global Competitiveness Index 2013-2014The WJP Rule of Law Index 2014The Ease of Doing Business Index 2013#IndonesiaBaru #IndonesiaBersih #IndonesiaLepasLandas
Tabloid Al-Mihrab (
Unduh)
Tabloid Obor Rahmatan Lil'Alamin (
Unduh)
Tabloid Jokowi-JK (
Unduh)
Tabloid Pelayan Rakyat (
Unduh)
Menguak Siapa Prabowo oleh Garuda Luka (
Baca)
Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia oleh Dian Paramita (
Baca)
Menggulung Lengan Baju Bersama Jokowi oleh Lilik HS, kawan karib Widji Thukul (
Baca)
Penjelasan
“Stockholm Syndrome” Korban Penculikan dan Kelunakan Wiranto oleh Prof.
Dr. Hermawan Sulistyo, Ph.D, Peneliti LIPI dan Ketua Tim Gabungan
Pencari Fakta Tanggal 13-15 Mei 1998 (
Simak)
Alasan Allan Nairn Baru Membocorkan Wawancara Off-The-Record oleh Team Tempo (
Baca)
Jokowi atau Prabowo: Ketika Sentimen Agama Bertarung dengan Nalar oleh Maulana M. Syuhada, lulusan ITB (
Baca)
Pilpres 2014 menurut Rob Allyn (Konsultan Prahara): Bisnis atau Kebenaran oleh Indonesia 2014 (
Baca)
Ketika Kampanye Hitam Gagal Menghentikan Orang Baik oleh Maulana M. Syuhada, lulusan ITB (
Baca)
Back-up:
http://hambaallahyangsetia.blogspot.com/2014/06/keterkaitan-antara-militer-mafia.html (Updated Everyday)
AMANAHIkuti perkembangan perhitungan suara (Real Count) Relawan Jokowi di
http://kawal-suara.appspot.com/ dan
http://kawalpemilu.org/ . Yang sedang luang, bantu cek data suara di TPS masing-masing dan jadi relawan ya. Terima kasih.
“Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim”
DisclaimerSemua
posting di blog ini merupakan pendapat pribadi dan tanggung jawab
masing-masing penulis sepenuhnya. Isi posting tidak selalu sejalan
dengan sikap dan kebijakan kelompok usaha PT Tempo Inti Media Tbk.