kivandanu

topteron: Tutorial Menggambar Gameboy Retro dengan Photoshop...

topteron: Tutorial Menggambar Gameboy Retro dengan Photoshop...

topteron: Tutorial Menggambar Gameboy Retro dengan Photoshop... : Menggambar Gameboy Retro Dari Awal dengan Photoshop Tutorial Det...

Baca selengkapnya »

Manajer SM Ent Dikritik Karena Memukul Seorang Fans!

<h1 class="entertainment-newsdetail-title-new"><span style="font-size: small;"><b>Kapanlagi.com</b> - Sebuah video mengenai seorang manajer dari agensi  SM Entertainment yang melakukan tindakan kasar terhadap fans artis SM  Ent baru-baru ini terungkap. Di mana kali ini yang menjadi korban diduga  fans dari boyband baru SM Ent, <b>EXO</b>.</span></h1><a href="http://d1i45kki000yqu.cloudfront.net/wp-content/uploads/2012/11/121105_Shinee.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="" border="0" height="281" src="http://d1i45kki000yqu.cloudfront.net/wp-content/uploads/2012/11/121105_Shinee.gif" style="display: block;" title="foto: soompi.com" width="375" /></a>Video itu sendiri diambil di bandara Gimpo, beberapa artis SM Ent seperti <a class="bluelink" href="http://selebriti.kapanlagi.com/chinese/s/super_junior/"><b>Super Junior</b></a> dan<b> f(x)</b> juga  ada dalam kejadian itu. Saat itu, ketika EXO melewati pintu bandara,  salah seorang fans yang memakai seragam sekolah dan kacamata, hendak  merekam <b>EXO</b> dengan kamera mereka.<br />
Lalu dengan tiba-tiba seorang manajer SM Ent muncul dari samping dan  menampar dahinya untuk pergi. Akibat tindakan itu, kacamata sang gadis  hilang dan tampak dia begitu kesakitan seperti dilansir soompi.com.<br />
Hal ini membuat netizens teringat atas apa yang dilakukan salah satu manajer SM Ent terhadap fans boyband <a class="bluelink" href="http://selebriti.kapanlagi.com/chinese/s/shinee/"><b>SHINee</b></a>. Di mana dia memukul bagian belakang kepala seorang fans yang hendak mendekati member <a class="bluelink" href="http://selebriti.kapanlagi.com/chinese/s/shinee/"><b>SHINee</b></a> dengan begitu kasar.<br />
<br />
<iframe allowfullscreen="allowfullscreen" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/Ly2Dr03i9_w" width="560"></iframe><br />
<br />
Munculnya  kembali kasus ini membuat netizens kembali mengkritik mengenai usaha  agensi SM Ent dalam merekrut manajer yang mereka anggap begitu  keterlaluan dalam bersikap dengan para penggemar. <b>(<a href="http://www.soompi.com/" target="_blank">soompi.com</a>/aia)</b>

Manajer SM Ent Dikritik Karena Memukul Seorang Fans!

Kapanlagi.com - Sebuah video mengenai seorang manajer dari agensi SM Entertainment yang melakukan tindakan kasar terhadap fans artis SM E...

Baca selengkapnya »

Cari Suhu Hangat, Ribuan Burung Asal Siberia Singgah di Banyumas

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div class="pic_artikel" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
 <img src="http://images.detik.com/content/2012/11/02/10/burunggajahanpengalacerekjawadalam.jpg" />
 <span> </span></div>
<div class="pic_artikel" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;">
<span>Burung Gajahan Pengala (Numenius phaeopus) yang berukuran besar 
terlihat di pantai Selok Cilacap/Dok. Timur Sumardiyanto-Biodiversity 
Society </span>
    </div>
<br />
<br />
<div class="l_blue2_detik" style="text-align: left;">
<strong>Arbi Anugrah</strong> - detikNews<br />
   </div>
<div class="leftside">
<div class="banner_inside_article">
<div class="banner_reg">
<div id="beacon_57f9812d83" style="left: 0px; position: absolute; top: 0px; visibility: hidden;">
<img alt="" height="0" src="http://openx.detik.com/delivery/lg.php?bannerid=41393&campaignid=8289&zoneid=24&channel_ids=,&loc=http%3A%2F%2Fnews.detik.com%2Fread%2F2012%2F11%2F02%2F141018%2F2079824%2F10%2Fcari-suhu-hangat-ribuan-burung-asal-siberia-singgah-di-banyumas%3F9922032&referer=http%3A%2F%2Fserayunews.blogspot.com%2F&cb=57f9812d83" style="height: 0px; width: 0px;" width="0" /></div>
</div>
<div class="googleads">
                
            </div>
</div>
</div>
<strong>Banyumas</strong> - Ribuan burung asal Cina, Jepang dan 
Siberia (Rusia-Asia) banyak terlihat di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, 
terutama di kawasan selatan Lereng Gunung Slamet dan sepanjang aliran 
sungai Serayu. Burung-burung migran tersebut membutuhkan suhu hangat di 
daerah tropis.<br /><br />"Puluhan burung dari jenis elang, burung 
layang-layang dan burung air tersebut berasal dari sekitar Siberia, 
Cina, dan Jepang. Mereka terbang menempuh ribuan kilometer melalui 
Semenanjung Malaya, melewati Sumatera, kemudian melintasi Jawa, dan 
berakhir di kepulauan Nusa Tenggara," kata Koordinator Biodiversity 
Society Banyumas, Timur Sumardiyanto, kepada wartawan, Jumat 
(2/11/2012).<br /><br />Migrasi burung tersebut terjadi setiap tahun. Burung
 membutuhkan suhu hangat yang bisa ditemukan di daerah tropis. Salah 
satu daerah tujuan mereka adalah kepulauan Indonesia.<br /><br />"Sekarang 
memang sedang musimnya burung-burung dari belahan utara khatulistiwa 
bermigrasi. Mereka terbang ribuan kilometer menuju tempat yang hangat, 
karena di tempat asalnya akan berlangsung musim dingin," jelasnya.<br /><br />Dia
 mengatakan, periode kedatangan migrasi burung-burung tersebut adalah 
Oktober-November. Burung-burung tersebut terbang mengikuti tiupan angin 
dan menghindari musim dingin. Setelah beristirahat sekitar tiga bulan, 
mereka akan memulai perjalanan pulang pada awal Maret.<br /><br />"Di 
Indonesia, biasanya perjalanan mereka berakhir di Nusa Tenggara Timur. 
Setelah itu, mereka akan kembali ke utara," tambahnya.<br /><br />Dia 
menyatakan, burung-burung yang saat ini sedang melakukan migrasi 
tersebut, antara lain burung Sikep Madu Asia dan Elang Alap Cina. Burung
 Sikep Madu berasal dari kawasan utara Jepang dan daerah Siberia. 
Sedangkan burung Elang Alap berasal dari daratan Cina utara.<br /><br />Selain
 burung jenis raptor (pemburu), sebenarnya ada cukup banyak jenis burung
 yang juga bermigrasi. Antara lain, dari jenis burung layang-layang dan 
burung air.<br /><br />Dalam sehari, rata-rata 800 ekor burung layang-layang
 api dan layang-layang loreng Asia melintas di atas Bendung Gerak 
Serayu. Burung-burung tersebut menggunakan kawasan hutan di sepanjang 
daerah aliran Sungai Serayu untuk beristirahat pada malam hari. "Sungai 
Serayu cukup disenangi burung migran karena melimpahnya makanan dan 
air," ungkapnya.<br /><br />Sementara, Hariyawan Agung Wahyudi, peneliti 
keragaman hayati, menyatakan, kegiatan pemantauan proses migrasi burung,
 secara tidak langsung sebenarnya bisa dikaitkan perubahan iklim dan 
lingkungan. Bila terjadi perubahan kondisi lingkungan dan iklim di satu 
daerah, maka akan terjadi perubahan pola migrasi dari burung-burung 
tersebut.<br /><br />"Migrasi burung sangat penting untuk mengetahui 
perubahan kondisi lingkungan, terutama terkait geotermal. Penggundulan 
hutan akan berdampak pada perubahan geotermal, dan burung bermigrasi 
dapat menjadi indikator perubahan tersebut," kata Hariyawan Agung 
Wahyudi, peneliti keragaman hayati yang sudah sejak tahun 2000 memantau 
migrasi burung di kawasan Banyumas.<br /><br /><b> (arb/try)</b>    
    </div>

Cari Suhu Hangat, Ribuan Burung Asal Siberia Singgah di Banyumas

Burung Gajahan Pengala (Numenius phaeopus) yang berukuran besar terlihat di pantai Selok Cilacap/Dok. Timur Sumardiyanto-Biodive...

Baca selengkapnya »

Pohon Tertua Di Planet Dunia Ini

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span>Pohon adalah beberapa terpanjang-hidup organisme di planet ini.</span> <span>
 Setidaknya 50 pohon telah ada selama lebih dari satu milenium, tapi 
mungkin ada banyak pohon-pohon tua lainnya yang belum ditemukan.</span> <br />
 <span> Pohon bisa <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12362893&usg=ALkJrhgX8hlkblJ9qvllmKX45NR5V_3v4A" target="new">hidup begitu lama karena beberapa alasan</a> .</span> <span>
 Salah satu rahasia untuk umur panjang mereka adalah sistem terkotak 
pembuluh darah mereka, yang memungkinkan bagian dari pohon mati 
sedangkan bagian lainnya berkembang.</span> <span> Banyak membuat senyawa defensif untuk melawan bakteri atau parasit mematikan.</span> <br />
 <span> Dan beberapa pohon tertua di bumi, pinus bristlecone besar, <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.sciencedirect.com/science%3F_ob%3DArticleURL%26_udi%3DB6T6J-42R6R10-8%26_user%3D6331353%26_origUdi%3DB6X1H-4625GTC-1%26_fmt%3Dhigh%26_coverDate%3D04/30/2001%26_rdoc%3D1%26_orig%3Darticle%26_acct%3DC000050221%26_version%3D1%26_urlVersion%3D0%26_userid%3D6331353%26md5%3D538da6276a51328444b0e32070ead5ad&usg=ALkJrhhcPgYUPAZu0Q-NcaHvU2o2ahA8EA" target="_blank">tampaknya tidak usia</a> seperti yang kita lakukan.</span> <span> Pada tahun 3000-plus, pohon-pohon ini terus tumbuh seperti keras sebagai 100 tahun rekan-rekan mereka.</span> <span> Tidak seperti binatang, ini pinus tidak rak atas mutasi genetik dalam sel-sel mereka sebagai tahun-tahun berlalu.</span> <br />
 <span>
 Beberapa pohon menentang waktu dengan mengirimkan klon, atau tunas 
genetik identik, sehingga kematian satu batang itu tidak berarti akhir 
bagi organisme.</span> <span> Koloni raksasa dapat memiliki ribuan batang individu, tetapi berbagi jaringan yang sama dari akar.</span> <br />
 <span> Galeri ini berisi gambar dari beberapa, pohon tertua yang paling terhormat dan mengesankan di bumi.</span><br />
<br />
<h2>
<span>1. Pando</span></h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirWQVtSrUw-U56g6wtTBb6IZVzEeV_gdbvVB5FRUyvCMENoWVmPKmGCqZW-EYLAuelRZzwb8s-PUoxSHmQeaADjnfA0oQNQCmvv9tklqhqFXd2nZH_Ei7aWxfC544blwxcd5pCd3Y7xuxT/s1600/old-tree_1a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="256" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirWQVtSrUw-U56g6wtTBb6IZVzEeV_gdbvVB5FRUyvCMENoWVmPKmGCqZW-EYLAuelRZzwb8s-PUoxSHmQeaADjnfA0oQNQCmvv9tklqhqFXd2nZH_Ei7aWxfC544blwxcd5pCd3Y7xuxT/s320/old-tree_1a.jpg" width="320" /></a><span></span> </div>
<span> Sementara Pando tidak secara teknis pohon tertua <em>individu,</em> koloni klonal Quaking Aspen di Utah benar-benar kuno.</span> <span> Koloni 105-acre terbuat dari pohon genetik identik, batang disebut, dihubungkan oleh sistem akar tunggal.</span> <span> "Raksasa gemetar" punya yang mulai setidaknya 80.000 tahun yang lalu, ketika semua nenek moyang manusia masih hidup di Afrika.</span> <span> Tetapi beberapa perkiraan hutan bisa setua 1 juta tahun, yang berarti Pando mendahului <em>Homo sapiens</em> awal sebesar 800.000 tahun.</span> <span> Pada 6615 ton, Pando juga merupakan organisme hidup terberat di bumi.</span> <br />
 <span> Foto di atas dari koloni Pando diambil oleh Rachel Sussman, sebagai bagian dari <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://bit.ly/aosN0O&usg=ALkJrhhUCezUBmltegJhD3Z9JwcpPqdiFw" target="_blank">The Living Hal Terlama Dalam Proyek Dunia</a> .</span> <br />
 <span> <em>Gambar: "Aspens Quaking klonal # 0906-4318 (80.000 tahun, Ikan Danau, UT)" / <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://rachelsussman.com/&usg=ALkJrhikuJRvK6jMSUEp--4XDH_ORtWJqQ" target="_blank">Rachel Sussman</a></em></span> <em><br /></em> <br />
<br />
<h2>
<span>2. Metusalah</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyPFeRst4xNU2P4U4_dfLzmSU2seLGNMjpM20yZaLgM3rOJeeGMUkmbNKP_bNgvncSwYZgjzkTD9cMntiap629AvlleIzIHFQMT4zdXStGCdQpvzJNcgQkRP87KJoOGgMbe1KwFgr37KmQ/s1600/old-tree_2a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjyPFeRst4xNU2P4U4_dfLzmSU2seLGNMjpM20yZaLgM3rOJeeGMUkmbNKP_bNgvncSwYZgjzkTD9cMntiap629AvlleIzIHFQMT4zdXStGCdQpvzJNcgQkRP87KJoOGgMbe1KwFgr37KmQ/s320/old-tree_2a.jpg" width="223" /></a></div>
<span> Tertua pohon individu di dunia tinggal 10.000 meter di atas permukaan laut di Inyo National Forest, California.</span> <span> Sebuah mengejutkan tahun 4765, ini pohon purba sudah abad lama ketika piramida pertama dibangun di Mesir.</span> <span> Pohon tersembunyi antara lain milenia berusia bristlecone Great Basin pinus di hutan yang disebut Hutan Lama.</span> <span>
 Untuk melindungi pohon dari vandalisme, dinas kehutanan terus rahasia 
lokasi yang tepat, tapi yang satu ini terlihat seperti itu bisa 
Metusalah.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/cwsteeds/326157031/&usg=ALkJrhhWPEx9XFKgLt3qX9ieo6v5CGbxmw" target="new">cwsteeds</a> / flickr.</em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>3. Zoroaster Sarv (Sarv-e-Abarkooh)</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP_mXILnLs0hdyUvZcOrbXjV-6Qn4qd1n90uYrOnfuBRu4EhSyFmBLq1ON3ImUG6ZDvbM84OaILn_ekKbCAtutwSGcAMSA3lmYVoJW9Lsvc9Pry6xlR4txmKd5ycH8Xbd07yOogzaps3hc/s1600/old-tree_3a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiP_mXILnLs0hdyUvZcOrbXjV-6Qn4qd1n90uYrOnfuBRu4EhSyFmBLq1ON3ImUG6ZDvbM84OaILn_ekKbCAtutwSGcAMSA3lmYVoJW9Lsvc9Pry6xlR4txmKd5ycH8Xbd07yOogzaps3hc/s320/old-tree_3a.jpg" width="256" /></a></div>
<span> Ini cemara raksasa tinggal di Abarkooh, Iran.</span> <span> The hijau mengambil root antara 4.000 dan 4.500 tahun yang lalu, sekitar waktu bahwa Stonehenge sedang diselesaikan.</span> <span> Ini mungkin hal yang tertua di Asia, dan merupakan monumen nasional di Iran.</span> <span> The Sarv Zorastrian berdiri sekitar 82 meter dan memiliki ketebalan dari 37,8 meter.</span> <br />
 <span> <em>Hak Cipta Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/lkerner/3580397768/sizes/l/&usg=ALkJrhhLzvzp-uskPClRK2XtV_WpGzLUFQ" target="new">Leo Kerner</a> / flickr.</em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>4. Llangernyw Yew</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrf82P_BV5APlO4VE-6H1CxKV4O6ksc8z_gkHN_yn9FMC5WAASxmHY37XZe5H6oZ0lltUwtIH732-GN8r-dUMrjOEexTWRGBs2AsEjkPgo5ZeRUyTNNMB0x2wRPv4T0hKpdsqT-s1DEl5r/s1600/old-tree_4a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="229" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgrf82P_BV5APlO4VE-6H1CxKV4O6ksc8z_gkHN_yn9FMC5WAASxmHY37XZe5H6oZ0lltUwtIH732-GN8r-dUMrjOEexTWRGBs2AsEjkPgo5ZeRUyTNNMB0x2wRPv4T0hKpdsqT-s1DEl5r/s320/old-tree_4a.jpg" width="320" /></a></div>
<span> Ini yew umum di Llangernyw, Wales, tumbuh selama Zaman Perunggu di Inggris, dan adalah antara 3.000 dan 4.000 tahun.</span> <span> Pohon yew dapat hidup begitu lama karena tunas baru dari sekering batang dengan itu.</span> <span> Ketika batang utama mati, ini cabang terus.</span> <span> Cabang juga dapat mengambil akar di bagasi membusuk, atau mencapai ke dalam tanah dekat basis.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: Wikimedia Commons</em></span> <br />
<br />
<br />
<h2>
<span>5. Alerce Pohon</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbM-F9tvr_mSn1ifU9zGxaY5AEGYODK1VCOq4zeOdIzwFaK2W4zDlyMbyqnyLJUvSCokQla_U5K2fELajH1gLoNtq8XTkOqPsRe6ON42IGhfCjrXgrt4sz0riDxzjm1oqtd-KU-3-Oqu_N/s1600/old-tree_5a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgbM-F9tvr_mSn1ifU9zGxaY5AEGYODK1VCOq4zeOdIzwFaK2W4zDlyMbyqnyLJUvSCokQla_U5K2fELajH1gLoNtq8XTkOqPsRe6ON42IGhfCjrXgrt4sz0riDxzjm1oqtd-KU-3-Oqu_N/s320/old-tree_5a.jpg" width="240" /></a></div>
<span> Pohon cemara yang megah ditemukan pada tahun 1993 di sebuah kebun di Pegunungan Andes selatan-tengah Chile.</span> <span> Menggunakan lingkaran pohon, para ilmuwan menunjukkan raksasa adalah <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/260/5111/1104&usg=ALkJrhiaprKVqHTH6RsVlFyaWULlFLmZiA" target="new">3.620 tahun</a> .</span> <span>
 Meskipun ini pohon-pohon cemara Patagonian dapat mencapai 150 meter, 
mereka mendapatkan hanya milimeter ketebalan setiap tahun, dan dapat 
mengambil seribu tahun untuk menjadi dewasa penuh.</span> <span>
 The Sarv Zoroaster dan yew Llangernyw dianggap lebih tua, tapi Alerce 
adalah pohon tertua kedua untuk memiliki usia yang tepat yang dihitung.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/andreaugarte/2999808878/&usg=ALkJrhjsyuteaPAXlGu0JTDs-9W_jzDYWg" target="new">andreaugarte</a> / flickr</em></span><br />
<br />
<br />
<h2>
<span>6. The Senator</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN3uMGEkH2UV1KTAyGOQwrvK9kINkXzn1V3QlrwniIWJGAh7ho7yUlNjQU2yEjYDgGRpMCunQ8vwKPDMomb0PKUoj7enuMlD6YTx0ddpHS9jfSK6I2EhCfhvK8by_Ba_co95ZJHhe0DnrB/s1600/old-tree_6a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgN3uMGEkH2UV1KTAyGOQwrvK9kINkXzn1V3QlrwniIWJGAh7ho7yUlNjQU2yEjYDgGRpMCunQ8vwKPDMomb0PKUoj7enuMlD6YTx0ddpHS9jfSK6I2EhCfhvK8by_Ba_co95ZJHhe0DnrB/s320/old-tree_6a.jpg" width="240" /></a></div>
<span> Ini hidup cemara raksasa botak di Taman Pohon tropis semi Big, Florida, di antara pohon-pohon palem.</span> <span> Senator adalah pohon terbesar dengan volume timur Sungai Mississippi.</span> <span> Raksasa 125-kaki setinggi sekitar 3.500 tahun.</span> <span> The cemara berkecambah sekitar waktu yang sama seperti orang Polinesia pertama menetap Fiji.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/roguepoet/4373918125/sizes/l/&usg=ALkJrhhiwYBxBEj-IYHE3TL6kq_2C5Asiw" target="new">rogue_poet</a> / flickr</em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>7. Jomon Sugi</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUFkqmS-XdRbB3US8ZJCmRv9m-agwhLqvoa8DnkMtCHs0GpnkNWs8Vc-mMUhvS7peUI6JJ2KjncLCIOMDIMnijFg37xfKdXAG62_ErcS6PDZqsaywL_t7EZRAknXmc7VrFmDnudLdA5b2I/s1600/old-tree_7a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiUFkqmS-XdRbB3US8ZJCmRv9m-agwhLqvoa8DnkMtCHs0GpnkNWs8Vc-mMUhvS7peUI6JJ2KjncLCIOMDIMnijFg37xfKdXAG62_ErcS6PDZqsaywL_t7EZRAknXmc7VrFmDnudLdA5b2I/s320/old-tree_7a.jpg" width="213" /></a></div>
<span> 83-kaki tinggi pohon cryptomeria dan 53-kaki ketebalan menjadikannya konifer terbesar di Jepang.</span> <span> Pohon itu tumbuh di hutan, berkabut tua-pertumbuhan di sisi utara gunung tertinggi di pulau Yakushima di Jepang.</span> <span> Cincin pohon menunjukkan cryptomeria terhormat setidaknya 2.000 tahun, meskipun beberapa perkiraan itu bisa setua 7.000 tahun.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/mattb_tv/2649776434/&usg=ALkJrhgRVjCuWR68nCioeR4rmVYh-gDa9w" target="new">mattb_tv / flickr</a></em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>8. General Sherman</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZIlEBr3aQRnhKCJ8EoUtAtYoSwVh6j47gD8WYn4cZkd05qVClmhiDuWsXbdy_XI4tGtffntkTx1pf8S2m1DMCy1VDoV_movoWVVrcanbF1DeQcRBxyIIz-k_xbfFDiXM9KN0ZUfcjdo0X/s1600/old-tree_8a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgZIlEBr3aQRnhKCJ8EoUtAtYoSwVh6j47gD8WYn4cZkd05qVClmhiDuWsXbdy_XI4tGtffntkTx1pf8S2m1DMCy1VDoV_movoWVVrcanbF1DeQcRBxyIIz-k_xbfFDiXM9KN0ZUfcjdo0X/s320/old-tree_8a.jpg" width="212" /></a></div>
<span>
 Ini sequoia raksasa menjulang membentang 275 meter, sekitar setinggi 
gedung 27 lantai bertingkat tinggi, dan 102,6 kaki sekitar.</span> <span> Itu membuat pohon (berdasarkan volume) terbesar individu di dunia.</span> <span> Jenderal tinggal di Sequoia National Park di California.</span> <span> Para ilmuwan percaya bahwa pohon ini bisa di mana saja dari 2.300 tahun untuk 2.700 tahun.</span> <br />
<div id="embed_wide">
<div id="pic">
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/yathin/2643908307/sizes/o/&usg=ALkJrhjBaV2WTnGjR1MXz4VmymOAN_R9iw" target="new">yathin</a> / flickr</em></span> </div>
</div>
<br />
<h2>
<span>9. Te Matua Ngahere</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKEXys4wj1pS5sre03LDhBr-_iM1eqoGzj12kAlsCuvqW9VjIWWfD1kpZiDrB-WDfGmeNNYmFweDJ1mXXVVfE8Yx29NLaLaELCTaFRoCLpLEUV-Bq0UB_4dbhxBjTCPMLXome-4iNI7JPh/s1600/old-tree_9a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKEXys4wj1pS5sre03LDhBr-_iM1eqoGzj12kAlsCuvqW9VjIWWfD1kpZiDrB-WDfGmeNNYmFweDJ1mXXVVfE8Yx29NLaLaELCTaFRoCLpLEUV-Bq0UB_4dbhxBjTCPMLXome-4iNI7JPh/s320/old-tree_9a.jpg" width="247" /></a></div>
<span> Pohon Kauri megah yang terletak di bentangan terakhir dari hutan hujan purba di Waipoua Forest, Selandia Baru.</span> <span> Pohon ini diperkirakan sekitar 2.000 tahun.</span> <span> Dengan ketebalan 52,5 kaki, Te Matua Ngahere adalah pohon paling gemuk di Selandia Baru.</span> <span> Raksasa, yang namanya berarti "Bapak Hutan" di Maori, kemudian rusak parah akibat badai pada tahun 2007.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/dunk/1798070062/&usg=ALkJrhglaq3DpSmAuz3TTW8d2POND4rHEg" target="new">Dunk yang Funk</a> / flickr.</em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>10. Jardine Juniper</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiQeqlK0ec7N_dadwyJeEG-YlOY4vr9yMB0PaJUy7LusWJxs5KqixrWvth9anM4qTnWfwVfnjGtBdZMj09W6F9KZ3XT2E_J3_7quAqy3eMI5c6TYBMOZ0xv0OOtyByJ4SomqAByfWe0EtB/s1600/old-tree_10a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiQeqlK0ec7N_dadwyJeEG-YlOY4vr9yMB0PaJUy7LusWJxs5KqixrWvth9anM4qTnWfwVfnjGtBdZMj09W6F9KZ3XT2E_J3_7quAqy3eMI5c6TYBMOZ0xv0OOtyByJ4SomqAByfWe0EtB/s320/old-tree_10a.jpg" width="253" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span> Ini hidup pohon juniper di Hutan Nasional Cache di Utah.</span> <span> Itu awalnya diperkirakan sekitar 3.200 tahun, tapi sampel inti diturunkan ke sebuah 1.500 tahun hanya tua.</span> <span> Ini sekitar 40 meter dan 24 meter di sekitar.</span> <br />
<div id="embed_wide">
<div id="pic">
 <span> <em>Gambar: <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.flickr.com/photos/21626472%40N00/166940025/&usg=ALkJrhgL0mPyzbg9w7xhJhg1gk7O2mFSZw">thraceknits</a> / flickr</em></span> </div>
</div>
<br />
<h2>
<span>11. Kongeegen</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhhXELgOAIXA6gyYrkzFmUlm-XvDNfUML5LwYyfXaJkoKWZ-imbuz9dBBD_IDiNNQY-1Eih_levoeeN_Gvvc5i4w91DweA-jKoXtusgPeVE1rOWjL0gZDKcRrJAJO8pe8K422mkraDsXN/s1600/old-tree_11a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjmhhXELgOAIXA6gyYrkzFmUlm-XvDNfUML5LwYyfXaJkoKWZ-imbuz9dBBD_IDiNNQY-1Eih_levoeeN_Gvvc5i4w91DweA-jKoXtusgPeVE1rOWjL0gZDKcRrJAJO8pe8K422mkraDsXN/s320/old-tree_11a.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span> Ini pohon, ek keriput kuno diatur jauh di Jægerspris Utara Hutan di Denmark.</span> <span>
 Para ilmuwan memperkirakan "Raja Oak" adalah antara 1.500 hingga 2.000 
tahun, membuatnya menjadi pesaing untuk gelar individu pohon tertua di 
Eropa Utara.</span> <span>
 Meskipun berkecambah di sebuah padang rumput terbuka, pohon-pohon yang 
tumbuh di sekitarnya perlahan-lahan mendekati pohon tua dan membunuh 
itu.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: Wikimedia Commons</em></span> <br />
<br />
<h2>
<span>12. Old Tjikko</span> </h2>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOOF5EfnP2G7GSnU_hng4BNnpMLUDY1MU8jAw82IT_4sle0mQSDfyfkAvhCLrL1M9QlwxrSV-IK3bsR57PFZ46Dab6zdV4f0weEjq4O_msl-orIek8UyLtOjFW_yLaf4QECF_1zLDKzl86/s1600/old-tree_12a.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjOOF5EfnP2G7GSnU_hng4BNnpMLUDY1MU8jAw82IT_4sle0mQSDfyfkAvhCLrL1M9QlwxrSV-IK3bsR57PFZ46Dab6zdV4f0weEjq4O_msl-orIek8UyLtOjFW_yLaf4QECF_1zLDKzl86/s320/old-tree_12a.jpg" width="320" /></a></div>
<span> Ini, kuno spruce 16-kaki tinggi Norwegia tinggal di Pegunungan Fulufjället scrubby di Swedia.</span> <span>
 Pada 9.550 tahun, Old Tjikko adalah pohon tunggal bertangkai tertua 
klonal, dan mengambil akar tidak lama setelah gletser surut dari 
Skandinavia setelah zaman es terakhir.</span> <span> Untuk mengetahui usia pohon cemara hardy, para ilmuwan karbon-tanggal akarnya.</span> <span> Selama ribuan tahun, yang melarang tundra-iklim terus Tjikko Old dalam bentuk semak.</span> <span> Tapi seperti cuaca hangat selama abad terakhir, semak telah tumbuh menjadi sebuah pohon penuh.</span> <span> Penemu cemara itu, ahli geologi Leif Kullman, nama pohon setelah anjing sudah meninggal.</span> <br />
 <span> <em>Gambar: Copyright <a href="http://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&ie=UTF8&langpair=auto%7Cid&rurl=translate.google.com&tbb=1&twu=1&u=http://www.kullmantreeline.com/&usg=ALkJrhjUoUpi-72KxG3bIjXCpC24Lp70xg">Leif Kullman</a> .</em></span> <br />
 </div>

Pohon Tertua Di Planet Dunia Ini

Pohon adalah beberapa terpanjang-hidup organisme di planet ini. Setidaknya 50 pohon telah ada selama lebih dari satu milenium, tapi mun...

Baca selengkapnya »

Semangat Dakwah Mengundang Datangnya Hidayah

<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Ada kisah menarik tentang  semangat dakwah, yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy  saat Khuthbah Jumat tertanggal 2 Juli 2010. Sebuah kisah inspiratif   terjadi di Amsterdam yang sangat menarik untuk disimak. Berikut ini  Penulis paparkan dengan terjemah bebas dan sedikit diringkas. 
“Menjadi kebiasaan di hari Jumat, seorang Imam masjid dan anaknya  yang berumur 11 tahun membagi brosur di jalan-jalan dan keramaian,  sebuah brosur dakwah yg berjudul “<i>Thariiqun ilal jannah</i>” (jalan menuju jannah).<br />
Tapi kali ini, suasana sangat dingin ditambah rintik air hujan yang  membuat orang benar-benar malas untuk keluar rumah. Si anak telah siap  memakai pakaian tebal dan jas hujan untuk mencegah dinginnya udara, lalu  ia berkata kepada sang ayah,<br />
“Saya sudah siap, Ayah!”<br />
“Siap untuk apa, Nak?”<br />
“Ayah, bukankah ini waktunya kita menyebarkan brosur ‘jalan menuju jannah’?”<br />
“Udara di luar sangat dingin, apalagi gerimis.”<br />
“Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada orang yang  berjalan menuju neraka!” “Saya tidak tahan dengan suasana dingin di  luar.”<br />
“Ayah, jika diijinkan, saya ingin menyebarkan brosur ini sendirian.”<br />
Sang ayah diam sejenak lalu berkata, “Baiklah, pergilah dengan membawa beberapa brosur yang ada.”<br />
Anak itupun keluar ke jalanan kota untuk membagi brosur kepada orang  yang dijumpainya, juga dari pintu ke pintu. Dua jam berjalan, dan brosur  hanya tersisa sedikit saja. Jalanan sepi dan ia tak menjumpai lagi  orang yang lalu lalang di jalanan. Ia pun mendatangi sebuah rumah untuk  membagikan brosur itu. Ia pencet tombol bel rumah, namun tak ada  jawaban. Ia pencet lagi, dan tak ada yang keluar. Hampir saja ia pergi,  namun seakan ada suatu rasa yang menghalanginya. Untuk kesekian kali ia  kembali memencet bel, dan ia ketuk pintu dengan lebih keras. Ia tunggu  beberapa lama, hingga pintu terbuka pelan. Ada wanita tua keluar dengan  raut wajah yang menyiratkan kesedihan yang dalam Wanita itu berkata,  “Apa yang bisa dibantu wahai anakku?”<br />
Dengan wajah ceria, senyum yang bersahabat si anak berkata, “Nek,  mohon maaf jika saya mengganggu Anda, saya hanya ingin mengatakan, bahwa  Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda, dan saya membawa brosur  dakwah untuk Anda yang menjelaskan bagaimana Anda mengenal Allah, apa  yang seharusnya dilakukan manusia dan bagaimana cara memperoleh  ridha-Nya.”<br />
Anak itu menyerahkan brosurnya, dan sebelum ia pergi wanita itu sempat berkata, “Terimakasih, Nak.”<br />
<h2>
Sepekan Kemudian</h2>
Usai shalat Jumat, seperti biasa Imam masjid berdiri dan menyampaikan  sedikit taushiyah, lalu berkata, “Adakah di antara hadirin yang ingin  bertanya, atau ingin mengutarakan sesuatu?”<br />
Di barisan belakang, terdengar seorang wanita tua berkata,<br />
“Tak ada di antara hadirin ini yang mengenaliku, dan baru kali ini  saya datang ke tempat ini. Sebelum Jumat yang lalu saya belum menjadi  seorang muslimah, dan tidak berfikir untuk menjadi seperti ini  sebelumnya. Sekitar sebulan lalu suamiku meninggal, padahal ia  satu-satunya orang yang kumiliki di dunia ini. Hari Jumat yang lalu,  saat udara sangat dingin dan diiringi gerimis, saya kalap, karena tak  tersisa lagi harapanku untuk hidup. Maka saya mengambil tali dan kursi,  lalu saya membawanya ke kamar atas di rumahku. Saya ikat satu ujung tali  di kayu atap. Saya berdiri di kursi, lalu saya kalungkan ujung tali  yang satunya ke leher, saya memutuskan untuk bunuh diri.<br />
Tapi, tiba-tiba terdengar olehku suara bel rumah di lantai bawah.  Saya menunggu sesaat dan tidak menjawab, “paling sebentar lagi pergi”,  batinku.<br />
Tapi ternyata bel berdering lagi, dan kuperhatikan ketukan pintu  semakin keras terdengar. Lalu saya lepas tali yang melingkar di leher,  dan saya turun untuk sekedar melihat siapa yang mengetuk pintu.<br />
Saat kubuka pintu, kulihat seorang bocah berwajah ceria, dengan  senyuman laksana malaikat dan aku belum pernah melihat anak seperti itu.  Ia mengucapkan kata-kata yang sangat menyentuh sanubariku, “Saya hanya  ingin mengatakan, bahwa Allah mencintai Anda dan akan menjaga Anda.”  Kemudian anak itu menyodorkan brosur kepadaku yang berjudul, “Jalan  Menuju Jannah.”<br />
Akupun segera menutup pintu, aku mulai membaca isi brosur. Setelah  membacanya, aku naik ke lantai atas, melepaskan ikatan tali di atap dan  menyingkirkan kursi. Saya telah mantap untuk tidak memerlukan itu lagi  selamanya.<br />
Anda tahu, sekarang ini saya benar-benar merasa sangat bahagia,  karena bisa mengenal Allah yang Esa, tiada ilah yang haq selain Dia.<br />
Dan karena alamat markaz dakwah tertera di brosur itu, maka saya  datang ke sini sendirian utk mengucapkan pujian kepada Allah, kemudian  berterimakasih kepada kalian, khususnya ‘malaikat’ kecil yang telah  mendatangiku pada saat yang sangat tepat. Mudah-mudahan itu menjadi  sebab selamat saya dari kesengsaraan menuju kebahagiaan jannah yang  abadi.<br />
Mengalirlah air mati para jamaah yang hadir di masjid, gemuruh  takbir. Allahu Akbar. Menggema di ruangan. Sementara sang Imam turun  dari mimbarnya, menuju shaf paling depan, tempat dimana puteranya yang  tak lain adalah ‘malaikat’ kecil itu duduk. Sang ayah mendekap dan  mencium anaknya diiringi tangisan haru. Allahu Akbar!”<br />
Lihatlah bagaimana antusias anak kecil itu tatkala berdakwah, hingga  dia mengatakan “Tapi Ayah, meski udara sangat dingin, tetap saja ada  orang yang berjalan menuju neraka!” Ia tidak bisa membiarkan manusia  berjalan menuju neraka. Ia ingin kiranya bisa mencegah mereka, lalu  membimbingnya menuju jalan ke jannah.<br />
Lihat pula bagaimana ia berdakwah, menunjukkan wajah ceria dan  memberikan kabar gembira, “Saya hanya ingin mengatakan, bahwa Allah  mencintai Anda dan akan menjaga Anda.” Siapa yang tidak trenyuh hati  mendengarkan kata-katanya?<br />
Berdakwah dengan apa apa yang ia mampu, juga patut dijadikan teladan.  Bisa jadi,tanpa kita sadari, cara dakwah sederhana yang kita lakukan  ternyata berdampak luar biasa. Menjadi sebab datangnya hidayah bagi  seseorang. Padahal, satu orang yang mendapat hidayah dengan sebab dakwah  kita, lebih baik baik bagi kita daripada mendapat hadiah onta merah.  Wallahu a’lam bishawab. (Abu Umar Abdillah)[]
<br />
<div class="entry-meta entry-footer">
<span class="entry-categories">http://www.arrisalah.net/<br />
<a href="http://www.arrisalah.net/kajian" rel="category tag" title="View all posts in Kajian"></a></span> </div>
</div>

Semangat Dakwah Mengundang Datangnya Hidayah

Ada kisah menarik tentang semangat dakwah, yang disampaikan oleh DR. Muhammad Ratib an-Nabulsy saat Khuthbah Jumat tertanggal 2 Juli 2010...

Baca selengkapnya »

Gelar Keturunan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

Dalam lingkup gelar<br />
<div style="text-align: justify;">kebangsawanan Mataram Islam,<br />
4 praja nagari (Kesultanan,<br />
Kasunanan, Pakualaman,<br />
Mangkunegaraan) juga<br />
mengenal Gelar Istimewa. Gelar-<br />
gelar ini dibedakan menjadi 2<br />
macam, yakni dapat diteruskan<br />
pada generasi berikutnya baik<br />
putra maupun putri dan <b>yang<br />
tidak dapat diturunkan pada<br />
generasi berikutnya dengan<br />
alasan merupakan gelar Jabatan/Anugrah/Penghargaan.</b></div><div style="text-align: justify;"><b>Disini saya akan menjelaskan secara  khusus penggunaan Gelar keturunan yang berlaku pada Karaton Kesultanan  Ngayogyakarta Hadiningrat dengan merujuk pada Layang Kekancingan Karaton  Ngayogyakarta Hadiningrat dan Serat Raja Putra Hamengku Buwono II</b></div><span id="more-235"></span><br />
<div style="text-align: justify;">Pada gelar istimewa yang dapat<br />
diturunkan, untuk keturunan<br />
dari lelaki dapat memperoleh<br />
gelar yang sama dengan generasi<br />
sebelumnya, khusus keturunan<br />
dari perempuan gelarnya akan<br />
diturunkan sesuai tingkatan gelar<br />
umum. Jika tingkatan gelar<br />
keturunan dari perempuan habis<br />
maka keturunan berikutnya tidak<br />
mendaptkan gelar lagi, <b>kecuali<br />
Trah dari garis wanita memiliki<br />
kedudukan kebangsawanan yang<br />
kuat.</b> Contoh gelar yang dapat<br />
diturunkan.</div>Putra :<br />
>Raden Mas<br />
>Raden Bagus<br />
>Raden<br />
Putri :<br />
>Raden Ajeng<br />
>Raden Ayu<br />
>Raden Rara<br />
>Raden Nganten<br />
<div style="text-align: justify;">Gelar-gelar pada poin di atas<br />
merupakan gelar-gelar<br />
kebangsawan Jawa yang diakui<br />
secara aklamasi di seluruh<br />
Nusantara agar dapat<br />
diturunkan terhadap anak<br />
cucunya tanpa batas. Pada Gelar<br />
Putri, gelar ( R.rara ) dapat<br />
diturunkan sampai generasi<br />
keberapapun dengan catatan<br />
Trah Pihak Wanita memiliki<br />
kedudukan bangsawan/Trah<br />
yang kuat/Tinggi. Pada masing-masing<br />
gelar putra maupun putri,<br />
Gelar<br />
tersebut tidak harus dituliskan di<br />
Akta Kelahiran/KTP/KK dan lain-lain.(Terserah yang punya gelar).</div><div style="text-align: justify;">Penggunaan<br />
gelar Raden Bagus/Raden Rara<br />
dapat dimisalkan dengan :<br />
Seorang Bapak dengan gelar Raden/<br />
Raden Bagus atau Ibu dengan gelar<br />
R.Nganten/Raden Rara menikah dengan<br />
seorang tanpa gelar ,Maka jika<br />
anaknya perempuan maka<br />
anaknya akan mendapat gelar<br />
R.Rara, Jika sudah menikah berubah<br />
mnjadi R.Nganten, Namun jika<br />
anaknya laki-laki maka gelarnya<br />
adalah Raden Bagus, apabila<br />
sudah menikah berubah menjadi<br />
Raden.</div><div style="text-align: justify;">Untuk lebih jelasnya,saya akan uraikan  penggunaan Gelar keturunan lebih detailnya sebagai berikut, Gelar  keturunan pada urutan ke 1 (putra raja) dari istri permaisuri bergelar  G.R.M/G.P.H Dari istri selir bergelar B.R.M/B.P.H, Sedangkan putri raja  dari istri permaisuri bergelar G.K.R/G.R.A/G.R.Ay/Dari istri selir  bergelar B.R.A/B.R.Ay, Pada intinya yang membedakan Gelar keturunan dari  istri Permaisuri berawalan sebutan Gusti sedangkan Gelar keturunan dari  istri Selir berawalan sebutan Bandoro,Untuk keturunan urutan ke 2 dari  raja sampai urutan ke 4 dari raja jika pria bergelar R.Mas,jika sudah  menikah gelar tidak berubah, untuk perempuan R.Ajeng jika sudah menikah  R.Ayu, Untuk keturunan raja pada urutan ke 5 sampai tidak terbatas  (Sampai Dunia Kiamat), Jika pria bergelar Raden Bagus apabila sudah  menikah berubah menjadi Raden, Untuk perempuan bergelar Raden  Rara,apabila sudah menikah berubah menjadi Raden Nganten.</div><div style="text-align: justify;">Demikianlah uraian saya ,Dan yang  terpenting kita jangan tertipu dengan Gelar apapun, Karena pada akhirnya  di Dunia kita semua akan menyandang <b>Gelar ALMARHUM.</b></div>WASSALAM.<br />
<b>Sumber,</b><br />
>Layang Kekancingan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.<br />
>Serat Raja Putra Hamengku Buwono II<br />
 <a href="http://satriamajapahit.wordpress.com/" target="_blank">Satriamajapahit's Blog</a>

Gelar Keturunan Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat

Dalam lingkup gelar kebangsawanan Mataram Islam, 4 praja nagari (Kesultanan, Kasunanan, Pakualaman, Mangkunegaraan) juga mengenal Gelar...

Baca selengkapnya »

Trowulan, Mojokerto - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto">Trowulan, Mojokerto - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas</a><br />
<b>Trowulan</b> adalah sebuah kecamatan di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Mojokerto" title="Kabupaten Mojokerto">Kabupaten Mojokerto</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia" title="Indonesia">Indonesia</a>. Kecamatan ini terletak di bagian barat Kabupaten Mojokerto, berbatasan dengan wilayah <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Jombang" title="Kabupaten Jombang">Kabupaten Jombang</a>. Trowulan terletak di jalan nasional yang menghubungkan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Surabaya" title="Surabaya">Surabaya</a>-<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta" title="Kota Surakarta">Solo</a>.<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" style="background-color: transparent; float: left; margin-bottom: 6px; margin-right: 0.5em; padding: 0.5em 1.4em 0.8em 0;"><tbody>
<tr> <td> <table class="toc" id="toc"><tbody>
<tr> <td> <div id="toctitle"><h2>Daftar isi</h2></div><ul><li class="toclevel-1 tocsection-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Deskripsi_berdasarkan_sumber_kontemporer"><span class="tocnumber">1</span> <span class="toctext">Deskripsi berdasarkan sumber kontemporer</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Penemuan"><span class="tocnumber">2</span> <span class="toctext">Penemuan</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Situs_Arkeologi"><span class="tocnumber">3</span> <span class="toctext">Situs Arkeologi</span></a> <ul><li class="toclevel-2 tocsection-4"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Candi_Tikus"><span class="tocnumber">3.1</span> <span class="toctext">Candi Tikus</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-5"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Gapura_Bajang_Ratu"><span class="tocnumber">3.2</span> <span class="toctext">Gapura Bajang Ratu</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-6"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Gapura_Wringin_Lawang"><span class="tocnumber">3.3</span> <span class="toctext">Gapura Wringin Lawang</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-7"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Candi_Brahu"><span class="tocnumber">3.4</span> <span class="toctext">Candi Brahu</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-8"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Makam_Putri_Cempa"><span class="tocnumber">3.5</span> <span class="toctext">Makam Putri Cempa</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-9"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Kolam_Segaran"><span class="tocnumber">3.6</span> <span class="toctext">Kolam Segaran</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-10"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Candi_Menak_Jingga"><span class="tocnumber">3.7</span> <span class="toctext">Candi Menak Jingga</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-11"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Umpak"><span class="tocnumber">3.8</span> <span class="toctext">Umpak</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-12"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Troloyo"><span class="tocnumber">3.9</span> <span class="toctext">Troloyo</span></a></li>
<li class="toclevel-2 tocsection-13"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Situs_lainnya"><span class="tocnumber">3.10</span> <span class="toctext">Situs lainnya</span></a></li>
</ul></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-14"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Rumah"><span class="tocnumber">4</span> <span class="toctext">Rumah</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-15"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Industri"><span class="tocnumber">5</span> <span class="toctext">Industri</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-16"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Uang_dan_Pasar"><span class="tocnumber">6</span> <span class="toctext">Uang dan Pasar</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-17"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Tembikar"><span class="tocnumber">7</span> <span class="toctext">Tembikar</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-18"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Taman_Majapahit"><span class="tocnumber">8</span> <span class="toctext">Taman Majapahit</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-19"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Pranala_Luar"><span class="tocnumber">9</span> <span class="toctext">Pranala Luar</span></a></li>
<li class="toclevel-1 tocsection-20"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#Referensi"><span class="tocnumber">10</span> <span class="toctext">Referensi</span></a></li>
</ul></td> </tr>
</tbody></table></td> </tr>
</tbody></table>Di kecamatan ini terdapat puluhan situs seluas hampir 100 kilometer  persegi berupa bangunan, temuan arca, gerabah, dan pemakaman peninggalan  <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Majapahit" title="Kerajaan Majapahit">Kerajaan Majapahit</a>. Diduga kuat, pusat kerajaan berada di wilayah ini yang ditulis oleh <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mpu_Prapanca" title="Mpu Prapanca">Mpu Prapanca</a> dalam kitab <i><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kakawin_Nagarakretagama" title="Kakawin Nagarakretagama">Kakawin Nagarakretagama</a></i>  dan dalam sebuah sumber Cina dari abad ke-15. Trowulan dihancurkan pada  tahun 1478 saat Girindrawardhana berhasil mengalahkan Kertabumi, sejak  saat itu ibukota Majapahit berpindah ke Daha.<br />
Kitab Negarakertagama menyebutkan deskripsi puitis mengenai keraton  Majapahit dan lingkungan sekitarnya, tetapi penjelasannya hanya terbatas  pada perihal upacara kerajaan dan keagamaan. Detil keterangannya tidak  jelas, beberapa ahli arkeologi yang berusaha memetakan ibu kota kerajaan  ini muncul dengan hasil yang berbeda-beda.<br />
Penelitian dan penggalian di Trowulan pada masa lampau dipusatkan  pada peninggalan monumental berupa candi, makam, dan petirtaan  (pemandian). Belakangan ini penggalian arkeologi telah menemukan  beberapa peninggalan aktivitas industri, perdagangan, dan keagamaan,  serta kawasan permukiman dan sistem pasokan air bersih. Semuanya ini  merupakan bukti bahwa daerah ini merupakan kawasan permukiman padat pada  abad ke-14 dan ke-15. Trowulan telah dicalonkan untuk menjadi <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Situs_Warisan_Dunia_UNESCO" title="Situs Warisan Dunia UNESCO">Situs Warisan Dunia UNESCO</a> sejak tahun 2009.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Deskripsi_berdasarkan_sumber_kontemporer">Deskripsi berdasarkan sumber kontemporer</span></h2><div class="thumb tright"><div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Candi_Bajang_Ratu_TMnr_10028291.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="303" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/55/COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Candi_Bajang_Ratu_TMnr_10028291.jpg/220px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Candi_Bajang_Ratu_TMnr_10028291.jpg" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:COLLECTIE_TROPENMUSEUM_De_Candi_Bajang_Ratu_TMnr_10028291.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Bajang Ratu pada tahun 1929, sebelum dipugar</div></div></div>Menurut Prapanca dalam kitab Negarakertagama; keraton Majapahit  dikelilingi tembok bata merah yang tinggi dan tebal. Didekatnya terdapat  pos tempat para ponggawa berjaga. Gerbang utama menuju keraton  (kompleks istana) terletak di sisi utara tembok, berupa gapura agung  dengan pintu besar terbuat dari besi berukir. Di depan gapura utara  terdapat bangunan panjang tempat rapat tahunan para pejabat negara,  sebuah pasar, serta sebuah persimpangan jalan yang disucikan.<br />
Masuk ke dalam kompleks melalui gapura utara terdapat lapangan yang  dikelilingi bangunan suci keagamaan. Pada sisi barat lapangan ini  terdapat pendopo yang dikelilingi kanal dan kolam tempat orang mandi.  Pada ujung selatan lapangan ini terdapat jajaran rumah yang dibangun  diatas teras-teras berundak, rumah-rumah ini adalah tempat tinggal para  abdi dalem keraton. Sebuah gerbang lain menuju ke lapangan ketiga yang  dipenuhi bangunan dan balairung agung. Bangunan ini adalah ruang tunggu  bagi para tamu yang akan menghadap raja.<br />
Kompleks istana tempat tinggal raja terletak di sisi timur lapangan  ini, berupa beberapa paviliun atau pendopo yang dibangun di atas  landasan bata berukir, dengan tiang kayu besar yang diukir sangat halus  dan atap yang dihiasi ornamen dari tanah liat. Di luar istana terdapat  kompleks tempat tinggal pendeta Shiwa, bhiksu Buddha, anggota keluarga  kerajaan, serta pejabat dan ningrat (bangsawan). Lebih jauh lagi ke  luar, dipisahkan oleh lapangan yang luas, terdapat banyak kompleks  bangunan kerajaan lainnya, termasuk salah satunya kediaman Mahapatih  Gajah Mada. Sampai disini penggambaran Prapanca mengenai ibu kota  Majapahit berakhir.<br />
Sebuah catatan dari China abad ke-15 menggambarkan istana Majapahit  sangat bersih dan terawat dengan baik. Disebutkan bahwa istana  dikelilingi tembok bata merah setinggi lebih dari 10 meter serta gapura  ganda. Bangunan yang ada dalam kompleks istana memiliki tiang kayu yang  besar setinggi 10-13 meter, dengan lantai kayu yang dilapisi tikar halus  tempat orang duduk. Atap bangunan istana terbuat dari kepingan kayu  (sirap), sedangkan atap untuk rumah rakyat kebanyakan terbuat dari ijuk  atau jerami.<br />
Sebuah kitab tentang etiket dan tata cara istana Majapahit  menggambarkan ibu kota sebagai; "Sebuah tempat dimana kita tidak usah  berjalan melalui sawah". Relief candi dari zaman Majapahit tidak  menggambarkan suasana perkotaan, akan tetapi menggambarkan kawasan  permukiman yang dikelilingi tembok. Istilah 'kuwu' dalam Negarakertagama  dimaksudkan sebagai unit permukiman yang dikelilingi tembok, dimana  penduduk tinggal dan dipimpin oleh seorang bangsawan. Pola permukiman  seperti ini merupakan ciri kota pesisir Jawa abad ke-16 menurut  keterangan para penjelajah Eropa. Diperkirakan ibu kota Majapahit  tersusun atas kumpulan banyak unit permukiman seperti ini.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Penemuan">Penemuan</span></h2>Reruntuhan kota kuno di Trowulan ditemukan pada abad ke-19. Berdasarkan laporan <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Sir_Thomas_Stamford_Raffles" title="Sir Thomas Stamford Raffles">Sir Thomas Stamford Raffles</a>  yang menjabat sebagai gubernur Jawa dari 1811 sampai 1816, disebutkan  bahwa; 'terdapat reruntuhan candi.... tersebar bermil-mil jauhnya di  kawasan ini'. Saat itu kawasan ini merupakan hutan jati yang lebat  sehingga survei dan penelitian yang lebih rinci tidak mungkin  dilaksanakan. Meskipun demikian, Raffles yang sangat berminat pada  sejarah dan kebudayaan Jawa, terpesona dengan apa yang dilihatnya dan  menjuluki Trowulan sebagai 'Kebanggaan pulau Jawa'.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Situs_Arkeologi">Situs Arkeologi</span></h2><div class="thumb tright"><div class="thumbinner" style="width: 277px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Berkas:Trowulan_Archaeological_Site.svg&page=1"><img alt="" class="thumbimage" height="265" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/a/ad/Trowulan_Archaeological_Site.svg/275px-Trowulan_Archaeological_Site.svg.png" width="275" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Trowulan_Archaeological_Site.svg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Peta situs Trowulan. Titik merah adalah situs arkeologi, warna biru muda adalah bekas kanal kuna.</div></div></div>Penggalian di sekitar Trowulan menunjukkan sebagian dari permukiman  kuno yang masih terkubur lumpur sungai dan endapan vulkanik beberapa  meter di bawah tanah akibat meluapnya sungai Brantas dan aktivitas  gunung Kelud. beberapa situs arkeologi tersebar di sekitar desa  Trowulan. Beberapa dalam keadaan rusak, sedangkan beberapa situs lainnya  telah dipugar. Kebanyakan bangunan kuno ini terbuat dari bahan bata  merah.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Candi_Tikus">Candi Tikus</span></h3><div class="thumb tleft"><div class="thumbinner" style="width: 172px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Candi_Tikus.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="113" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/13/Candi_Tikus.jpg/170px-Candi_Tikus.jpg" width="170" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Candi_Tikus.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Kolam pemandian <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tikus" title="Candi Tikus">Candi Tikus</a></div></div></div><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Tikus" title="Candi Tikus">Candi Tikus</a></b> adalah kolam pemandian ritual (<i>petirtaan</i>).  Kolam ini mungkin menjadi temuan arkeologi paling menarik di Trowulan.  Nama Candi Tikus diberikan karena pada saat ditemukan tahun 1914, situs  ini menjadi sarang tikus. Dipugar menjadi kondisi sekarang ini pada  tahun 1985 dan 1989, kompleks pemandian yang terbuat dari bata merah ini  berbentuk cekungan wadah berbentuk bujur sangkar. Di sisi utara  terdapat sebuah tangga menuju dasar kolam. Struktur utama yang menonjol  dari dinding selatan diperkirakan mengambil bentuk gunung legendaris  Mahameru. Bangunan yang tidak lagi lengkap ini berbentuk teras-teras  persegi yang dimahkotai menara-menara yang ditata dalam susunan yang  konsentris yang menjadi titik tertinggi bangunan ini.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Gapura_Bajang_Ratu">Gapura Bajang Ratu</span></h3>Tidak jauh dari Candi Tikus, di kecamatan Keraton berdiri gapura <b><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bajang_Ratu" title="Bajang Ratu">Bajang Ratu</a></b>,  sebuah gapura paduraksa anggun dari bahan bata merah yang diperkirakan  dibangun pada pertengahan abad ke-14 M. Bentuk bangunan ini ramping  menjulang setinggi 16,5 meter yang bagian atapnya menampilkan ukiran  hiasan yang rumit. Bajang Ratu dalam bahasa Jawa berarti Raja  (bangsawan) yang kerdil atau cacat. Tradisi masyarakat sekitar  mengkaitkan keberadaan gapura ini dengan Raja Jayanegara, raja kedua  Majapahit. Berdasarkan legenda ketika kecil Raja Jayanegara terjatuh di  gapura ini dan mengakibatkan cacat pada tubuhnya. Nama ini mungkin juga  berarti "Raja Cilik" karena Jayanegara naik takhta pada usia yang sangat  muda. Sejarahwan mengkaitkan gapura ini dengan Çrenggapura (Çri  Ranggapura) atau Kapopongan di Antawulan (Trowulan), sebuah tempat suci  yang disebutkan dalam <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Negarakertagama" title="Negarakertagama">Negarakertagama</a> sebagai <i>pedharmaan</i> (tempat suci) yang dipersembahkan untuk arwah Jayanegara yang wafat pada 1328.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Gapura_Wringin_Lawang">Gapura Wringin Lawang</span></h3><div class="thumb tleft"><div class="thumbinner" style="width: 172px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Wringin_Lawang,_Trowulan.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="238" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/23/Wringin_Lawang%2C_Trowulan.jpg/170px-Wringin_Lawang%2C_Trowulan.jpg" width="170" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Wringin_Lawang,_Trowulan.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wringin_Lawang" title="Wringin Lawang">Wringin Lawang</a>, gapura di Trowulan, <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Mojokerto" title="Mojokerto">Mojokerto</a></div></div></div><b><a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wringin_Lawang" title="Wringin Lawang">Wringin Lawang</a></b> terletak tak jauh ke selatan dari jalan utama di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jatipasar,_Trowulan,_Mojokerto" title="Jatipasar, Trowulan, Mojokerto">Jatipasar</a>.  Dalam bahasa Jawa, "Wringin Lawang" berarti "Pintu Beringin". Gapura  agung ini terbuat dari bahan bata merah dengan luas dasar 13 x 11 meter  dan tinggi 15,5 meter. Diperkirakan dibangun pada abad ke-14. Gerbang  ini lazim disebut bergaya 'Candi Bentar' atau tipe gerbang terbelah.  Gaya arsitektur seperti ini mungkin muncul pada era Majapahit dan kini  banyak ditemukan dalam arsitektur Bali. Kebanyakan sejarahwan sepakat  bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju kompleks bangunan penting di  ibu kota Majapahit. Dugaan mengenai fungsi asli bangunan ini mengundang  banyak spekulasi, salah satu yang paling populer adalah gerbang ini  diduga menjadi pintu masuk ke kediaman Mahapatih <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Gajah_Mada" title="Gajah Mada">Gajah Mada</a>.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Candi_Brahu">Candi Brahu</span></h3>Di kecamatan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bejijong,_Trowulan,_Mojokerto" title="Bejijong, Trowulan, Mojokerto">Bejijong</a> terdapat <b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Brahu" title="Candi Brahu">Candi Brahu</a></b>.  Candi ini merupakan satu-satunya bangunan suci tersisa yang masih cukup  utuh dari kelompok bangunan-bangunan suci yang pernah berdiri di  kawasan ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat di candi inilah  tempat diselenggarakan upacara kremasi (pembakaran jenazah) empat raja  pertama Majapahit. Meskipun dugaan ini sulit dibuktikan, namun bukti  fisik menunjukkan bangunan ini merupakan bangunan suci peribadatan yang  diduga adalah bangunan suci untuk memuliakan anggota keluarga kerajaan  yang telah wafat. Mengenai siapakah tokoh atau raja Majapahit yang  dimuliakan di candi ini masih belum jelas. Di dekat candi Brahu terdapat  reruntuhan <b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candi_Gentong&action=edit&redlink=1" title="Candi Gentong (halaman belum tersedia)">Candi Gentong</a></b>.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Makam_Putri_Cempa">Makam Putri Cempa</span></h3><b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Makam_Putri_Cempa&action=edit&redlink=1" title="Makam Putri Cempa (halaman belum tersedia)">Makam Putri Cempa</a></b>  adalah sebuah makam bercorak Islam yang dipercaya masyarakat setempat  merupakan makam salah satu istri atau selir raja Majapahit yang berasal  dari <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Champa" title="Champa">Champa</a>.  Menurut tradisi lokal, Putri Cempa (Champa) yang wafat tahun 1448  adalah seorang muslimah yang menikahi salah seorang raja Majapahit  terakhir yang akhirnya berhasil dibujuknya untuk masuk Islam. <sup class="reference" id="cite_ref-0"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_note-0">[1]</a></sup><br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Kolam_Segaran">Kolam Segaran</span></h3><div class="thumb tleft"><div class="thumbinner" style="width: 172px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Segaran.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="118" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/5e/Segaran.jpg/170px-Segaran.jpg" width="170" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Segaran.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolam_Segaran&action=edit&redlink=1" title="Kolam Segaran (halaman belum tersedia)">Kolam Segaran</a></div></div></div>.<br />
<b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kolam_Segaran&action=edit&redlink=1" title="Kolam Segaran (halaman belum tersedia)">Kolam Segaran</a></b>  adalah kolam besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran 800 x 500  meter persegi. Nama Segaran berasal dari bahasa Jawa 'segara' yang  berarti 'laut', mungkin masyarakat setempat mengibaratkan kolam besar  ini sebagai miniatur laut. Tembok dan tanggul bata merah mengelilingi  kolam yang sekaligus memberi bentuk pada kolam tersebut. Saat ditemukan  oleh Maclain Pont pada tahun 1926, struktur tanggul dan tembok bata  merah tertimbun tanah dan lumpur. Pemugaran dilakukan beberapa tahun  kemudian dan kini kolam Segaran difungsikan oleh masyarakat setempat  sebagai tempat rekreasi dan kolam pemancingan.<br />
Fungsi asli kolam ini belum diketahui, akan tetapi penelitian  menunjukkan bahwa kolam ini memiliki beberapa fungsi, antar lain sebagai  kolam penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota  Majapahit yang padat, terutama pada saat musim kemarau. Dugaan populer  lainnya adalah kolam ini digunakan sebagai tempat mandi dan kolam  latihan renang prajurit Majapahit, disamping itu kolam ini diduga  menjadi bagian taman hiburan tempat para bangsawan Majapahit menjamu  para duta dan tamu kerajaan.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Candi_Menak_Jingga">Candi Menak Jingga</span></h3>Di sudut timur laut kolam Segaran terdapat reruntuhan <b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candi_Menak_Jingga&action=edit&redlink=1" title="Candi Menak Jingga (halaman belum tersedia)">Candi Menak Jingga</a></b>.  Bangunan ini kini hanya tersisa reruntuhannya berupa bebatuan yang  terpencar dan fondasi dasar bangunan yang masih terkubur di dalam tanah.  Pemugaran tengah berlangsung. Keunikan bangunan ini adalah bangunan ini  terbuat dari batu andesit pada lapisan luarnya, sedangkan bagian  dalamnya terbuat dari bata merah. Hal yang paling menarik dari bangunan  ini adalah pada bagian atapnya terdapat ukiran makhluk ajaib yang  diidentifikasi sebagai <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Qilin" title="Qilin">Qilin</a>,  makhluk ajaib dalam mitologi China. Temuan ini mengisyaratkan bahwa  terdapat hubungan budaya yang cukup kuat antara Majapahit dengan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Dinasti_Ming" title="Dinasti Ming">Dinasti Ming</a> di China. Tradisi setempat mengkaitkan reruntuhan ini dengan pendopo (paviliun) Ratu Kencana Wungu, ratu Majapahit dalam kisah <a class="mw-redirect" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Damarwulan" title="Damarwulan">Damarwulan</a> dan Menak Jingga.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Umpak">Umpak</span></h3>Di situs <b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Umpak&action=edit&redlink=1" title="Umpak (halaman belum tersedia)">Umpak</a></b>,  terdapat beberapa alas batu tempat memancangkan tiang kayu.  Diperkirakan merupakan bagian dari bangunan kayu. Karena terbuat dari  bahan organik, bangunan kayu telah musnah dan hanya menyisakan alas  batu.<br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Troloyo">Troloyo</span></h3>Di kecamatan <b><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Troloyo,_Mojokerto&action=edit&redlink=1" title="Troloyo, Mojokerto (halaman belum tersedia)">Troloyo</a></b>  ditemukan beberapa batu nisan bercorak Islam. kebanyakan batu nisan  berangka tahun 1350 dan 1478. Temuan ini membuktikan bahwa komunitas  muslim bukan hanya telah hadir di Jawa pada pertengahan abad ke-14, tapi  juga sebagai bukti bahwa agama Islam telah diakui dan dianut oleh  sebagian kecil penduduk ibu kota Majapahit. Penduduk setempat percaya  bahwa di makam Troloyo terdapat makam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Raden_Wijaya" title="Raden Wijaya">Raden Wijaya</a>, dan setiap Jumat Legi diadakan ziarah di makam ini.<sup class="reference" id="cite_ref-1"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_note-1">[2]</a></sup><br />
<h3> <span class="mw-headline" id="Situs_lainnya">Situs lainnya</span></h3>Situs-situs penting lainnya antara lain:<br />
<ul><li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Balong_Bunder&action=edit&redlink=1" title="Balong Bunder (halaman belum tersedia)">Balong Bunder</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Balai_Penyalamatan&action=edit&redlink=1" title="Balai Penyalamatan (halaman belum tersedia)">Balai Penyalamatan</a></li>
<li>Situs <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengrajin_emas&action=edit&redlink=1" title="Pengrajin emas (halaman belum tersedia)">pengrajin emas</a> dan <a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pengrajin_perunggu&action=edit&redlink=1" title="Pengrajin perunggu (halaman belum tersedia)">perunggu</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Ngliknguk&action=edit&redlink=1" title="Ngliknguk (halaman belum tersedia)">Ngliknguk</a></li>
<li><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Kedaton" title="Candi Kedaton">Candi Kedaton</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Sentonorejo&action=edit&redlink=1" title="Sentonorejo (halaman belum tersedia)">Sentonorejo</a></li>
<li><a class="new" href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Candi_Sitinggil&action=edit&redlink=1" title="Candi Sitinggil (halaman belum tersedia)">Candi Sitinggil</a></li>
</ul><h2> <span class="mw-headline" id="Rumah">Rumah</span></h2>Penggalian arkeologi mengungkapkan lantai bata dan dinding  permukiman. Dalam beberapa kasus ditemukan dua atau tiga lapisan  bangunan yang bertumpuk. Permukiman ini dilengkapi dengan sumur dan  saluran air. Ditemukan pula tempat penyimpanan air dan sumur yang  dibatasi susunan bata dan tembikar.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Industri">Industri</span></h2>Banyak perhiasan emas yang berasal masa ini telah ditemukan di Jawa  Timur. Meskipun tidak terdapat banyak tambang emas di Jawa, impor emas  dari Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi memungkinkan pengrajin emas  untuk berproduksi dan bekerja di Jawa.<br />
Salah satu kecamatan di Trowulan disebut Kemasan, yang berasal dari kata <i>mas</i>  yang berarti emas. Perhiasan emas serta peralatan pengrajin emas  ditemukan di dekat daerah ini. Mangkuk tembikar kecil yang mungkin  pernah digunakan untuk melumerkan emas, alas tempa perunggu serta batu  rata bundar berkaki tiga yang digunakan sebagai alas untuk menempa dan  mengukir logam. Sejumlah besar tanah liat yang digunakan untuk  melumerkan dan mencetak perunggu juga ditemukan di dusun Pakis. Beberapa  perunggu digunakan untuk mencetak <i>uang gobog</i>, koin besar yang  sering digunakan sebagai azimat. Beberapa benda logam lain juga  ditemukan, diantaranya lampu perunggu berukir, wadah air, genta, dan  benda-benda lain yang mungkin digunakan untuk upacara keagamaan dan  instrumen musik gendang perunggu. Benda serupa yang terbuat dari kayu  dan bambu masih dapat ditemukan di Jawa dan Bali. Banyak juga ditemukan  peralatan besi yang mungkin didatangkan ke Jawa karena Jawa memiliki  sedikit tambang bijih besi.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Uang_dan_Pasar">Uang dan Pasar</span></h2><div class="thumb tright"><div class="thumbinner" style="width: 222px;"><a class="image" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Majapahit,_Piggy_Bank.jpg"><img alt="" class="thumbimage" height="215" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/0/04/Majapahit%2C_Piggy_Bank.jpg/220px-Majapahit%2C_Piggy_Bank.jpg" width="220" /></a> <div class="thumbcaption"><div class="magnify"><a class="internal" href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Majapahit,_Piggy_Bank.jpg" title="Perbesar"><img alt="" height="11" src="http://bits.wikimedia.org/static-1.21wmf1/skins/common/images/magnify-clip.png" width="15" /></a></div>Celengan tanah liat Majapahit dari abad ke-14 sampai ke-15. Trowulan, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jawa_Timur" title="Jawa Timur">Jawa Timur</a>. (Koleksi Museum Nasional Jakarta)</div></div></div>Naskah <i>Nawanatya</i> menyebutkan mengenai pejabat kerajaan yang  bertugas untuk melindungi pasar. 'Delapan ribu keping uang tunai tiap  harinya' diterima pejabat ini. Uang tunai yang dimaksud dalam naskah ini  adalah uang kepeng <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cina" title="Cina">Cina</a>, yang menjadi mata uang resmi Majapahit sejak tahun 1300, menggantikan sebagian fungsi mata uang <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Emas" title="Emas">emas</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Perak" title="Perak">perak</a>  yang telah digunakan selama berabad-abad. Uang logam atau koin China  ini disukai karena tersedia dalam nilai kecil atau uang receh, sangat  cocok untuk transaksi sehari-hari di pasar. Temuan ini menggambarkan  perubahan ekonomi di Trowulan yang ditandai dengan munculnya usaha dan  pekerjaan yang lebih terspesialisasi, pembayaran dengan upah, dan  perolehan barang kebutuhan sehari-hari dengan cara jual-beli. Bukti  penting persepsi masyarakat Jawa abad ke-14 terhadap uang tergambarkan  dalam wujud celengan babi dengan lubang di punggungnya untuk memasukkan  uang logam. Hubungan antara figur babi dengan wadah uang sangat jelas;  dalam <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa" title="Bahasa Jawa">bahasa Jawa</a> dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia" title="Bahasa Indonesia">bahasa Indonesia</a>,  kata 'celengan' dapat berarti wadah tepat menyimpan uang atau menabung.  Sedangkan akar katanya sendiri 'celeng' yang berarti babi hutan. Wadah  uang dalam bentuk lain juga ditemukan.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Tembikar">Tembikar</span></h2>Seni <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tembikar" title="Tembikar">tembikar</a>  adalah kegiatan utama masyarakat Majapahit. Kebanyakan perabot tembikar  digunakan untuk keperluan rumah tangga, seperti untuk memasak atau  wadah penyimpanan, dengan hiasan terbatas pada bentuk garis-garis cat  merah. Lampu minyak kelapa dari tembikar juga umum ditemukan. Tembikar  terhalus buatannya umumnya berupa wadah seperti gentong, guci, dan kendi  dengan dinding yang tipis, bentuk yang indah, serta permukaan halus  berkilau warna merah yang didapat dengan cara pengampelasan baik sebelum  atau sesudah pembakaran. Karya tembikar ini dipastikan sebagai hasil  karya pengrajin tembikar yang mahir dan profesional. Wadah air adalah  produk tembikar urban utama Majapahit dan banyak gentong air bulat  ditemukan. Ada pula wadah air berbentuk kotak yang dihiasi motif  pemandangan bawah air dan pemandangan lainnya.<br />
Patung tembikar dari tanah liat diproduksi dalam jumlah besar dan  menggambarkan banyak hal. Mulai dari figur dewa, manusia, hewan,  miniatur bangunan, dan pemandangan. Fungsi pastinya belum diketahui;  mungkin memiliki banyak fungsi. Beberapa figur tanah liat mungkin  merupakan bagian dari kuil kecil tempat persembahyangan di masing-masing  rumah penduduk seperti yang kini ada di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bali" title="Bali">Bali</a>.  Contoh dari barang tembikar dalam bentuk miniatur bangunan dan hewan  juga ditemukan di dekat bangunan suci di gunung Penanggungan. Beberapa  figur lainnya merupakan penggambaran yang jenaka atas orang-orang asing  dan pendatang di Majapahit, mungkin secara sederhana juga digunakan  sebagai mainan anak-anak.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Taman_Majapahit">Taman Majapahit</span></h2>Menjelang akhir tahun 2008, pemerintah Indonesia menyeponsori  eksplorasi besar-besaran di situs yang dipercaya sebagai bekas lokasi  istana Majapahit. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jero_Wacik" title="Jero Wacik">Jero Wacik</a>,  Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia menyatakan bahwa  Taman Majapahit akan dibangun di kawasan ini dan akan rampung pada tahun  2009. Pembangunan kawasan ini bertujuan untuk mencegah kerusakan situs  Trowulan akibat industri pembuatan bata rumahan yang tumbuh banyak di  kawasan ini.<sup class="reference" id="cite_ref-2"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_note-2">[3]</a></sup> Taman Majapahit ini memperluas area <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Trowulan" title="Museum Trowulan">Museum Trowulan</a> yang telah ada dan menjadi sarana wisata edukasi dan rekreasi yang bertema sejarah Majapahit.<br />
Akan tetapi, proyek ini menimbulkan kontroversi dan mengundang protes  dari arkeolog dan sejarahwan, karena pembangunan fondasi bangunan Pusat  Informasi Majapahit di situs Segaran sebelah selatan Museum Trowulan,  telah merusak situs arkeologi tersebut. Struktur tembok bata dan sumur  Jobong yang sangat berharga berserakan dan rusak di lokasi pembangunan.  Pemerintah berdalih bahwa metode penggalian yang diterapkan tidak  merusak situs jika dibandingkan dengan metode pengeboran.<sup class="reference" id="cite_ref-3"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_note-3">[4]</a></sup> Sejak saat itu pembangunan Taman Majapahit ditunda untuk meneliti dampak pembangunan terhadap situs arkeologi.<br />
<h2> <span class="mw-headline" id="Pranala_Luar">Pranala Luar</span></h2><ul><li><span lang="Inggris" style="color: #777777; cursor: help; font-size: 0.95em; font-weight: bold;" title="Bahasa Inggris">(Inggris)</span> [<a class="external free" href="http://whc.unesco.org/en/tentativelists/5466/" rel="nofollow">http://whc.unesco.org/en/tentativelists/5466/</a></li>
</ul><h2> <span class="mw-headline" id="Referensi">Referensi</span></h2><ol class="references"><li id="cite_note-0"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_ref-0">^</a></b> <span class="reference-text"><span class="citation book">Bullough, Nigel. <i>(Indonesian 50th independence day commemorative edition - 1995). Historic East Java: Remains in Stone</i>. Jakarta: ADLine Communications. hlm. page 106.</span><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Abook&rft.genre=book&rft.btitle=%28Indonesian+50th+independence+day+commemorative+edition+-+1995%29.+Historic+East+Java%3A+Remains+in+Stone&rft.aulast=Bullough&rft.aufirst=Nigel&rft.au=Bullough%2C%26%2332%3BNigel&rft.pages=hlm.%26nbsp%3Bpage+106&rft.place=Jakarta&rft.pub=ADLine+Communications&rfr_id=info:sid/en.wikipedia.org:Trowulan,_Mojokerto"></span></span></li>
<li id="cite_note-1"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_ref-1">^</a></b> <span class="reference-text"><span class="citation web"><a class="external text" href="http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/05/0815438/bayang-bayang.sebuah.kejayaan" rel="nofollow">"Bayang-bayang Sebuah Kejayaan"</a>. 5 Januari 2009.</span><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Abook&rft.genre=bookitem&rft.btitle=Bayang-bayang+Sebuah+Kejayaan&rft.atitle=&rft.date=January+5%2C+2009&rft_id=http%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fread%2Fxml%2F2009%2F01%2F05%2F0815438%2Fbayang-bayang.sebuah.kejayaan&rfr_id=info:sid/en.wikipedia.org:Trowulan,_Mojokerto"></span></span></li>
<li id="cite_note-2"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_ref-2">^</a></b> <span class="reference-text"><span class="citation web"><a class="external text" href="http://www.kompas.com/read/xml/2008/11/04/20305699/taman.majapahit.dibangun.di.trowulan" rel="nofollow">"Taman Majapahit Dibangun di Trowulan"</a>. 4 November 2008.</span><span class="Z3988" title="ctx_ver=Z39.88-2004&rft_val_fmt=info%3Aofi%2Ffmt%3Akev%3Amtx%3Abook&rft.genre=bookitem&rft.btitle=Taman+Majapahit+Dibangun+di+Trowulan&rft.atitle=&rft.date=November+4%2C+2008&rft_id=http%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Fread%2Fxml%2F2008%2F11%2F04%2F20305699%2Ftaman.majapahit.dibangun.di.trowulan&rfr_id=info:sid/en.wikipedia.org:Trowulan,_Mojokerto"></span></span></li>
<li id="cite_note-3"><b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Trowulan,_Mojokerto#cite_ref-3">^</a></b> <span class="reference-text"><span class="citation web"><a class="external text" href="http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/05/05100324/situs.majapahit.dirusak.pemerintah" rel="nofollow">"Situs Majapahit Dirusak Pemerintah"</a>. 5 Januari 2009.</span></span></li>
</ol>

Trowulan, Mojokerto - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Trowulan, Mojokerto - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Trowulan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Mojokerto , Jawa Timur ...

Baca selengkapnya »

Pangeran Diponegoro(tokoh)

<a href="http://sabogi.files.wordpress.com/2012/06/180px-diponegoro.jpg" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="Image" class="size-full wp-image aligncenter" src="http://sabogi.files.wordpress.com/2012/06/180px-diponegoro.jpg?w=170" /></a>Pangeran Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 –  meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69  tahun) adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia.  Makamnya berada di Makassar.<span id="more-338"></span><br />
<strong>Asal-usul Diponegoro</strong><br />
Diponegoro adalah putra  sulung Hamengkubuwana III, seorang raja Mataram di Yogyakarta. Lahir  pada tanggal 11 November 1785 di Yogyakarta dari seorang garwa ampeyan  (selir) bernama R.A. Mangkarawati, yaitu seorang garwa ampeyan (istri  non permaisuri) yang berasal dari Pacitan. Pangeran Diponegoro bernama  kecil Raden Mas Mustahar,[rujukan?] lalu diubah namanya oleh  Hamengkubuwono II tahun 1805 menjadi Bendoro Raden Mas Ontowiryo.<br />
Menyadari kedudukannya sebagai putra seorang selir, Diponegoro  menolak keinginan ayahnya, Sultan Hamengkubuwana III untuk mengangkatnya  menjadi raja. Ia menolak mengingat ibunya bukanlah permaisuri.  Mempunyai 3 orang istri, yaitu: Bendara Raden Ayu Antawirya, Raden Ayu  Ratnaningsih, & Raden Ayu Ratnaningrum.<br />
Diponegoro lebih tertarik pada kehidupan keagamaan dan merakyat  sehingga ia lebih suka tinggal di Tegalrejo tempat tinggal eyang buyut  putrinya, permaisuri dari HB I Ratu Ageng Tegalrejo daripada di keraton.  Pemberontakannya terhadap keraton dimulai sejak kepemimpinan  Hamengkubuwana V (1822) dimana Diponegoro menjadi salah satu anggota  perwalian yang mendampingi Hamengkubuwana V yang baru berusia 3 tahun,  sedangkan pemerintahan sehari-hari dipegang oleh Patih Danurejo bersama  Residen Belanda. Cara perwalian seperti itu tidak disetujui Diponegoro.<br />
<strong>Riwayat perjuangan</strong><br />
Perang Diponegoro berawal  ketika pihak Belanda memasang patok di tanah milik Diponegoro di desa  Tegalrejo. Saat itu, beliau memang sudah muak dengan kelakuan Belanda  yang tidak menghargai adat istiadat setempat dan sangat mengeksploitasi  rakyat dengan pembebanan pajak.<br />
Sikap Diponegoro yang menentang Belanda secara terbuka, mendapat  simpati dan dukungan rakyat. Atas saran Pangeran Mangkubumi, pamannya,  Diponegoro menyingkir dari Tegalrejo, dan membuat markas di sebuah goa  yang bernama Goa Selarong. Saat itu, Diponegoro menyatakan bahwa  perlawanannya adalah perang sabil, perlawanan menghadapi kaum kafir.  Semangat “perang sabil” yang dikobarkan Diponegoro membawa pengaruh luas  hingga ke wilayah Pacitan dan Kedu. Salah seorang tokoh agama di  Surakarta, Kyai Maja, ikut bergabung dengan pasukan Diponegoro di Goa  Selarong.<br />
Selama perang ini kerugian pihak Belanda tidak kurang dari 15.000 tentara dan 20 juta gulden.<br />
Berbagai cara terus diupayakan Belanda untuk menangkap Diponegoro.  Bahkan sayembara pun dipergunakan. Hadiah 50.000 Gulden diberikan kepada  siapa saja yang bisa menangkap Diponegoro. Sampai akhirnya Diponegoro  ditangkap pada 1830.<br />
<strong>Penangkapan dan pengasingan</strong><br />
* 16 Februari 1830  Pangeran Diponegoro dan Kolonel Cleerens bertemu di Remo Kamal, Bagelen  (sekarang masuk wilayah Purworejo). Cleerens mengusulkan agar Kanjeng  Pangeran dan pengikutnya berdiam dulu di Menoreh sambil menunggu  kedatangan Letnan Gubernur Jenderal Markus de Kock dari Batavia.<br />
Lukisan karya Nicolaas Pieneman, “Penyerahan diri Pangeran Diponegero kepada Jenderal De Kock”.<br />
* 28 Maret 1830 Diponegoro menemui Jenderal de Kock di Magelang. De  Kock memaksa mengadakan perundingan dan mendesak Diponegoro agar  menghentikan perang. Permintaan itu ditolak Diponegoro. Tetapi Belanda  telah menyiapkan penyergapan dengan teliti. Hari itu juga Diponegoro  ditangkap dan diasingkan ke Ungaran, kemudian dibawa ke Gedung  Karesidenan Semarang, dan langsung ke Batavia menggunakan kapal Pollux  pada 5 April.<br />
* 11 April 1830 sampai di Batavia dan ditawan di Stadhuis (sekarang  gedung Museum Fatahillah). Sambil menunggu keputusan penyelesaian dari  Gubernur Jenderal Van den Bosch.<br />
* 30 April 1830 keputusan pun keluar. Pangeran Diponegoro, Raden Ayu  Retnaningsih, Tumenggung Diposono dan istri, serta para pengikut lainnya  seperti Mertoleksono, Banteng Wereng, dan Nyai Sotaruno akan dibuang ke  Manado.<br />
* 3 Mei 1830 Diponegoro dan rombongan diberangkatkan dengan kapal Pollux ke Manado dan ditawan di benteng Amsterdam.<br />
* 1834 dipindahkan ke benteng Rotterdam di Makassar, Sulawesi Selatan.<br />
* 8 Januari 1855 Diponegoro wafat dan dimakamkan di kampung Jawa Makassar.<br />
Dalam perjuangannya, Pangeran Diponegoro dibantu oleh puteranya  bernama Bagus Singlon atau Ki Sodewo. Ki Sodewo melakukan peperangan di  wilayah Kulon Progo dan Bagelen.<br />
Bagus Singlon atau Ki Sodewo adalah Putera Pangeran Diponegoro dengan  Raden Ayu Citrowati Puteri Bupati Madiun Raden Ronggo. Raden Ayu  Citrowati adalah saudara satu ayah lain ibu dengan Sentot Prawiro Dirjo.  Nama Raden Mas Singlon atau Bagus Singlon atau Ki Sodewo snediri telah  masuk dalam daftar silsilah yang dikeluarkan oleh Tepas Darah Dalem  Keraton Yogyakarta.<br />
Perjuangan Ki Sodewo untuk mendampingi ayahnya dilandasi rasa dendam  pada kematian eyangnya (Ronggo) dan ibundanya ketika Raden Ronggo  dipaksa menyerah karena memberontak kepada Belanda. Melalui  tangan-tangan pangeran Mataram yang sudah dikendalikan oleh Patih  Danurejo, maka Raden Ronggo dapat ditaklukkan. Ki Sodewo kecil dan  Sentot bersama keluarga bupati Madiun lalu diserahkan ke Keraton sebagai  barang bukti suksesnya penyerbuan.<br />
Ki Sodewo yang masih bayi lalu diambil oleh Pangeran Diponegoro lalu  dititipkan pada sahabatnya bernama Ki Tembi. Ki Tembi lalu membawanya  pergi dan selalu berpindah-pindah tempat agar keberadaannya tidak  tercium oleh Belanda. Belanda sendiri pada saat itu sangat membenci anak  turun Raden Ronggo yang sejak dulu terkenal sebagai penentang Belanda.  Atas kehendak Pangeran Diponegoro, bayi tersebut diberi nama Singlon  yang artinya penyamaran.<br />
Keturunan Ki Sodewo saat ini banyak tinggal di bekas kantung-kantung  perjuangan Ki Sodewo pada saat itu dengan bermacam macam profesi. Dengan  restu para sesepuh dan dimotori oleh keturunan ke 7 Pangeran Diponegoro  yang bernama Raden Roni Muryanto, Keturunan Ki Sodewo membentuk sebuah  paguyuban dengan nama Paguyuban Trah Sodewo.<br />
Setidaknya Pangeran Diponegoro mempunyai 17 putra dan 5 orang putri,  yang semuanya kini hidup tersebar di seluruh Indonesia, termasuk Jawa,  Sulawesi & Maluku.<br />
<br />
<div class="entry-title"><a href="http://sabogi.wordpress.com/" target="_blank">http://sabogi.wordpress.com</a>Pangeran Diponegoro(tokoh)</div>

Pangeran Diponegoro(tokoh)

Pangeran Diponegoro (lahir di Yogyakarta, 11 November 1785 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun) a...

Baca selengkapnya »

TEPAS Darah & Silsilah Keluarga

<strong><span lang="SV" style="color: red; font-family: Arial; font-size: 14pt;">KELUARGA : Ketika Silsilah Keluarga Dianggap Penting</span></strong><span lang="SV" style="font-family: Arial; font-size: 14pt;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: 14pt;"><img alt="" height="5" src="http://cakrakrisna.wordpress.com/DOCUME%7E1/User/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="1" /></span> <div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;"></span></strong><strong><span style="color: blue; font-family: Arial; font-size: 10pt;">www.kr.co.id</span></strong><strong><span style="font-family: Arial; font-size: 10pt; font-weight: normal;">, and posted by Cakra Prabu Krisna & tipikor99</span></strong></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><strong><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bila</span></strong><span lang="SV" style="font-family: Arial;">  kita mengerti asal-usul, maka kita akan menjaga tindak-tanduk, sikap  dan perbuatan, karena kita keturunan dari orang yang punya martabat atau  bukan orang sembarangan. Jadi kalau kita tahu asal-usul, maka bisa  menjadi rem bagi kita, saat akan melakukan tindakan yang tidak benar.  Hal ini dikatakan, Raden Wedana Murtiwandowo, yang biasa dipanggil Romo  Murti dari Tepas Darah Dalem Kraton Yogyakarta.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Tepas  Darah Dalem, merupakan institusi dari Kraton Yogyakarta yang bertugas  mengeluarkan serat kekancingan atau sertifikat silsilah keluarga kraton  Yogyakarta. Hingga saat ini, menurut Romo Murti, dirinya sudah menerima  permohonan serat kekancingan hingga keturunan ke 22 dari Panembahan  Senopati.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Motivasi  para pemohon Serat Kekancingan, ada yang menyebut untuk kepuasan diri,  ada juga sebagai tanda dalam dirinya mengalir darah bangsawan atau  keturunan raja-raja. Namun ada juga yang menyebut untuk mengurus warisan  dengan mengetahui silsilah keluarga. Tujuan lainnya, supaya tidak  kepaten obor atau bisa ngumpulke balung pisah keluarga.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Bagi  sebagian keluarga, gelar bangsawan masih dianggap penting, tak heran  bila ada orangtua yang mengurus ke Tepas Darah ketika anaknya baru  lahir, supaya kelak dalam akte kelahiran sudah tertulis nama gelar  bangsawannya.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Syaratnya,  cukup mudah. Bila orangtua sudah memiliki serat kekancingan, maka sang  anak tinggal meneruskan, cukup membawa akte kelahiran yang didukung C1  atau Kartu Keluarga dan KTP. Namun, bila tidak ada serat kekancingan  dari orangtua, nenek atau pendahulunya, bisa dilakukan dengan disumpah  terlebih dahulu. Sebagai saksi sumpah adalah yang punya hubungan darah,  seperti ayah/ibu, saudara kandung, bila sulit bisa sepupu/misan. “Sumpah  ini, bukan sembarang sumpah. Sumpahnya menggetarkan, karena harus jujur  dan yakin dirinya masih keturunan darah dalem, keturunan raja-raja,”  kata Romo Murti.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Dikisahkan,  pernah ada kejadian yang menimpa seseorang yang terpaksa bersumpah  palsu karena kepingin mendapatkan serat kekancingan. Boleh percaya boleh  tidak. Sebulan sesudah melakukan sumpah, hidupnya tidak tenteram.  Ibaratnya, yen nang omah kudu mulih, yen lungo pingin mulih. Sampai  akhirnya, yang bersangkutan mendapatkan mimpi hingga tiga kali dan  kemudian tersadar. Jangan-jangan, hidupnya tidak tenteram, karena telah  melakukan sumpah palsu. “Tiga bulan kemudian, dia datang dari Surabaya  dan menceritakan mimpi serta kondisi keluarga dan usahanya, setelah  nyuwun ngapuro kalian ingkang nggawe urip, kemudian hidupnya kembali  normal, begitu juga usahanya lancar kembali,” kata Romo Murti sambil  menyebut peristiwa ini hendaknya menjadi pengingat bagi mereka yang  berniat mencari serat kekancingan untuk bersikap benar.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Para  pemohon serat kekancingan tidak hanya dari Yogya saja, namun juga dari  Bandung, Jakarta, Purwokerto dan Kebumen, Semarang. Keturunan Cina dari  Purwokerto juga banyak yang mendatangi Tepas Dalem. Di antaranya adalah  dari keturunan Kolopaking III yang beristrikan keturunan Cina.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sedang  untuk pemohon serat kekancingan dari luar negeri, di antaranya dari  Belanda, Belgia dan Inggris atau negara Eropa lainnya. “Kebetulan ada  pemohon dari Belanda yang setelah dirunut ternyata masih keturunan HB  II, kebetulan pesarean leluhurnya di Imogiri bersebelahan dengan leluhur  saya, jadilah kami seperti saudara dan tiap tahun sekitar bulan  Februari – Maret pasti mengunjungi pesarean Imogiri,” kata Romo Murti.</span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Biaya  untuk mengurus serat kekancingan? Ternyata cukup murah, hanya Rp 25  ribu plus biaya materai Rp 6 ribu. Namun, untuk waktu penyelesaiannya,  tidak bisa pasti. Pasalnya, harus menunggu keluangan waktu GBPH H  Joyokusumo selaku Penghageng Kawedanan Hageng Panitrapura untuk  menandatangani. Di samping itu, satu keluarga kadang mengurus sampai 10  serat kekancingan untuk kerabatnya.<br />
Jumlah peminat serat kekancingan, ternyata terus meningkat. Sejak awal  tahun 2008 ini, paling tidak sudah ada 800 pemohon yang masuk. </span></div><div style="margin: 6pt 3.7pt 6pt 0; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Sedang  yang datang ke Tepas Darah Dalem juga dari berbagai kalangan, mulai  artis sampai pejabat. “Kalau ditelisik, biasanya keturunan darah dalem  itu, banyak lho yang njago lurah. Kalau dihitung-hitung, juga banyak  pejabat masih keturunan darah dalem, seperti Presiden SBY, masih  keturunan HB II dan pak Prabowo, keturunan HB II,” kata Romo Murti. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;">Serat  kekancingan yang berupa sertifikat ditulis dalam huruf Jawa, namun  untuk mempermudah membacanya, ada salinannya dalam huruf latin dalam  bahasa Indonesia supaya mudah dimengerti, <strong><span style="font-family: Arial;">(Hanik Atfiati)-c </span></strong></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 6pt 0;"><span lang="SV" style="font-family: Arial;"><strong></strong></span><span lang="DE" style="color: green; font-family: Arial; font-size: 11pt;">Sumber: Kedaulatan Rakyat online http://222.124.164.132/web/detail.php?sid=181901&actmenu=46_27 Oktober 2008.</span></div><a href="http://cakrakrisna.wordpress.com/2008/11/22/tepas-darah-silsilah-keluarga/">TEPAS Darah & Silsilah Keluarga « >>> Cakra Prabu Krisna @Hakim ALBERT USADA</a>

TEPAS Darah & Silsilah Keluarga

KELUARGA : Ketika Silsilah Keluarga Dianggap Penting www.kr.co.id , and posted by Cakra Prabu Krisna & tipikor99 Bila kita mengerti ...

Baca selengkapnya »

Mantan Bupati Cilacap Jadi Tersangka | Pikiran Rakyat Online

<br />
<div class="content">CILACAP, (PRLM).- Kejaksaan Negeri Cilacap Jawa  Tengah menetapkan Mantan Bupati Cilacap Jawa Tengah berinisal PB, mantan   Kepala Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda)  FJ dan  mantan Sekretaris  Daerah (Sekda) berinisial S sebagai tersangka  dugaan kasus korupsi   take over (pengambilaihan) pembangunan Pasar Sampang yang merugikan  negara Rp 7.5 milyar.<br />
Kepala Kejaksaan Negeri Cilacap   Edyward Kaban Selasa (22/10)  mengatakan berdasarkan keterangan 15 orang saksi,  di antaranya adalah  para pejabat penting di lingkungan Pemkab Cilacap.  Kejari sudah  menetapkan tiga nama sebagai tersangka dugaan korupsi take over Pasar  Sampang. Ke tiga tersangka tersebut adalah mantan bupati, mantan Sekda  dan mantan Kepala Dipenda.  Mereka berinisial PB, F dan S.<br />
"Berdasarkan hasil pemeriksaan 15 orang saksi.kita sudah menetapkan  tiga tersangka, semuanya  mantan pejabat di Kabupaten Cilacap dalam  dugaan kasus take over pembangunan  pasar Sampang," katanya.<br />
Mantan Bupati Cilacap PB diperkirakan mengarah ke  Probo Yulastoro  sementara FJ mengarah ke  Fajar Subekti mantan Kepala Dipenda Cilacap  dan S adalah Sayidi mantan Sekda. Ketika disebut tiga nama tersebut  secara lengkap oleh wartawan, Edyward tidak menyangkal.<br />
Mantan orang nomor satu di Cilacap, Probo Yulastoro dan Fajar Subekti  adalah narapidana dugaan korupsi APBD Rp 14.5 milyar. Probo oleh  Pengadilan Negeri Cilacap pada 2009  divonis sembilan  tahun penjara.  Namun dalam kasasinya, MA hanya menetapkan 4 tahun hukuman penjara.<br />
Sedangkan Fajar Subekti  divonis lima tahun penjara pada. Mereka kini  masih menjalai masa hukumannya di Lembaga Pemasyarakat Cilacap.<br />
Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka menurut Kaban, tiga  tersangka  belum  menjalani pemeriksaaan. Mereka akan akan  dipanggil  secepatnya langsung sebagai tersangka."Ketiga tersangka memang belum  kita periksa. Tapi secepatnya akan kita panggil langsung sebagai  tersangka," jelasnya.<br />
Disinggung mengenai keterlibatan developer atau pihak pengembang  dalam kasus tersebut, Ediward menjelaskan, belum dilakukan pemeriksaan  karena penyidik masih fokus dalam lingkup birokrat.<br />
Saat ini, kata dia, penyidik sedang menunggu data dari Bank Mandiri  terkait dengan aliran dana yang sekarang dipersoalkan. Data tersebut  merupakan data lama yang sudah tidak ada di Bank Mandiri Cilacap  melainkan di Bank Mandiri Jakarta."Surat permintaan sudah kita kirim.  Kami masih menunggu turunnya data aliran dana yang kami maksud. Sampai  sekarang data tersebut belum turun dan masih butuh proses,” katanya.<br />
Dugaan pengambialihan pembangunan  Pasar Sampang sebenarnya sudah  disidik Kejaksaan setempat sejak 2009 dengan kerugian  negara sebesar Rp  7,5 milyar.<br />
Kasus dugaan korupsi berawal dari pembangunan pasar di Kecamatan  Sampang setelah terjadi kebakaran yang meluluhlantakkan bangunan pasar  tradisional 2001 kemudian pada 2002 dibangun kembali. Pembangunan sempat  tersendat  karena  kesulitan dana.<br />
Kemudian Bupati Cilacap yang saat itu dipejabat Probo Yulastoro  memutuskan untuk mengambilalih pembangunan dengan menyerahkannya kepada   pihak ke tiga namun anggaran yang digunakan dipinjami dari kas daerah,  sehingga menyebabkan kas daerah kosong. (A-99/A-26).***<br />
</div><a href="http://www.pikiran-rakyat.com/node/208473">Mantan Bupati Cilacap Jadi Tersangka | Pikiran Rakyat Online</a><br />

Mantan Bupati Cilacap Jadi Tersangka | Pikiran Rakyat Online

CILACAP, (PRLM).- Kejaksaan Negeri Cilacap Jawa Tengah menetapkan Mantan Bupati Cilacap Jawa Tengah berinisal PB, mantan Kepala Dinas Pe...

Baca selengkapnya »